SORONG, sorongraya.co – Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Papua Lestari (YAPARI) Papua Barat Daya, jumlah Pekerja Seks Perempuan di Kota Sorong mencapai 842 orang. Rata rata dari jumlah tersebut berusia 18 tahun.
Hilal, selaku Koordinator Program Yayasan Papua Lestari mengatakan, jumlah Pekerja Seks Perempuan atau PSP sebanyak 842 orang ini adalah data hasil penelitian YAPARI sejak tahun 2023. Sedangkan untuk tahun 2024 belum dapat disimpulkan.
PSP kata Hilal terbagi menjadi dua kategori, yaitu PSP langsung dan PSP tidak langsung. Untuk PSP langsung terdapat di Lokalisasi Malanu. Sedangkan untuk PSP tidak langsung tersebar merata di beberapa distrik se kota sorong.
“Yang membedakan adalah kalau PSP langsung tempatnya di Lokalisasi, jadi kalau ke Lokalisasi kita tau arahnya jelas disana tempatnya, tetapi yang PSP tidak langsung ada di beberapa tempat seperti di rumah kost maupun mini bar,” tutur Hilal kepada sorongraya.co. Kamis, 6 Juni 2024.
YAPARI bekerjasama dengan Dinas Kesehaan Kota Sorong dan lembaga lainya telah melakukan pemetaan terkait PSP. Untuk wilayah terbanyak PSP adalah distrik sorong barat, disusul Malaimsimsa dan Distrik Sorong Timur.
Para PSP yang berasal dari luar Kota Sorong ini mempunyai status yang bervariasi. Ada yang masih lajang ada pula yang sudah berkeluarga. Kata Hilal para wanita ini rela masuk dalam dunia PSP karena dilatar belakangi ekonomi.
“Mereka para PSPS ini berasal dari luar kota sorong. Rata-rata berusia 18 tahuan keatas. Mereka campuran, yang statusnya belum berkeluarga ada juga yang sudah berkeluarga.” ujar Hilal.
Untuk menghidari terjadinya penyakit menular, Hilal berpesan agar selalu menggunakan pengaman (kondom), dalam melakukan hubungan seks bagi yang bukan pasangan suami istri. “Baiknya menggunakan kondom kalau yang sudah tidak tahan,” pungkasnya.