MAKASSAR,sorongraya.co-Witel Papua Barat tampil memukau dalam ajang Innovation Festival GoZero% Goes to Makassar 2025 : Revive the Sea, Renew Our Future, yang dilaksanakan di Fiber Room kantor Telkom Regional 5. Dalam kegiatan ini, tim yang beranggotakan Evan, Yanni, dan Gadafi menghadirkan inovasi bertajuk “Sasi Sampah Sikat: Sistem Cerdas Mitigasi Banjir Berbasis IoT dan AI”, dengan studi kasus di Kota Sorong, Papua Barat, pada Jumat, 17 Oktober 2025.
Pada pemaparannya, tim menjelaskan bahwa setiap hari Kota Sorong menghasilkan lebih dari 90 ton sampah dan sekitar 20% di antaranya berakhir di saluran air, menyebabkan pendangkalan sungai hingga 50 cm per tahun dan berdampak pada banjir serta pencemaran laut di wilayah pesisir, termasuk Raja Ampat. Melihat kondisi tersebut, tim menghadirkan solusi berbasis Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI) untuk memantau kondisi sungai secara real time melalui dua komponen utama, yaitu Sasi Vision dan Sasi Depth.

“Nama Sasi juga sebenarnya kami tidak hanya mengambil sebagai singkatan saja karena sebenarnya ini juga sebuah adat Sasi dari Papua. Jadi ini tuh sebuah tradisi luhur di sana yang mana masyarakatnya menjaga alam dengan disiplin dan terhormat,” ujar Evan salah satu anggota tim dalam presentasinya.
Sasi Vision berfungsi mengenali dan menghitung volume sampah di permukaan air melalui kamera AI, sementara Sasi Depth menggunakan sensor ultrasonik untuk mendeteksi kedalaman endapan sungai. Data dari kedua alat ini kemudian disinkronkan ke dalam satu dashboard yang menampilkan kondisi sungai secara langsung serta mengirimkan peringatan dini melalui WhatsApp atau email kepada Dinas Lingkungan Hidup.
Tim juri yang terdiri dari Fanur (SM BPPLP TR 5), Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar Dr. Helmy Budiman, S.STP., M.M.. , dan Gunawan Wasisto (VP Suistanability Telkom) memberikan apresiasi terhadap ide inovatif tersebut. Fanur menilai proyek ini menarik karena memadukan IoT dan AI.
sementara Dr. Helmy menyoroti pentingnya efisiensi biaya agar inovasi ini dapat diimplementasikan oleh pemerintah daerah. Gunawan juga menambahkan bahwa inovasi ini akan semakin baik jika disertai mekanisme penahanan sampah agar tidak langsung hanyut ke hilir sebelum dilakukan pembersihan.
Menjawab pertanyaan tersebut, tim Papua Barat menjelaskan adanya sistem buffer volume sampah sebagai penanda dini sebelum banjir terjadi, sehingga Dinas Lingkungan Hidup memiliki waktu untuk melakukan pengerukan.
“Kami percaya laut yang sehat tidak dimulai dari laut itu sendiri saja, tapi dari daratan juga dan bahkan sungai-sungai yang ada di sana,” tutup Evan dalam presentasinya.
Melalui ide inovatif ini, Witel Papua Barat berhasil meraih Juara 3 dalam kompetisi inovasi GOZERO% 2025, mengungguli peserta lain dari Witel lainnya. Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama dan apresiasi untuk seluruh peserta atas dedikasinya dalam menghadirkan solusi berkelanjutan bagi lingkungan dan masa depan digital Indonesia.(***)















