Pendidikan & Kesehatan

Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi Unipa Sorong Terancam Terbangkalai

×

Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi Unipa Sorong Terancam Terbangkalai

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi Unipa Sorong bersama Dosen di ruang perkuliahannya
Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi Unipa Sorong bersama Dosen di ruang perkuliahannya

MANOKWARI,sorongraya.co– Universitas Negeri Papua (Unipa) merupakan salah satu perguruan Tinggi Negeri ternama di tanah papua namun miskin dosen Teknik  Geologi, terbukti  jurusan Teknik Geologi Sorong yang jumlah mahasiswanya mencapai seratusan lebih kini berkurang hingga sekitar tujuh puluan orang, terdiri dari tiga angkatan dan sudah sampai semester tujuh.

Dimana mahasiswa tersebut dengan mata kuliah dua puluh sekian hanya diajarkan oleh dua orang dosen kontrak S2 dengan gaji hanya senilai Rp.2.750.000/bulan tanpa tambahan tunjangan lain.

Akibat satu dosen harus mengajar kurang lebih 12 sampai 13 mata kuliah yang menurut ketentuan sudah melebihi kapasitas sebagai seorang pengajar, mengingat dosen juga adalah manusia biasa yang punya keterbatasan.

Tapi hal ini seakan diabaikan oleh pihak Rektor Unipa dan jajaranya, karena tanggung jawab yang ada pada pundak dosen yang melebihi jam mengajar mengakibatkan salah satu dosen yang sangat aktif berinisial FSR jatuh pingsang pd saat mengajar, Senin 22 Oktober 2018 sekitar jam 15.15 WIT sore, dan akhirnya FSR dibawa lari oleh mahasiswanya ke RS Angkatan Laut Sorong yang jaraknya kurang lebih 30 km dari kampus.

Hal ini membuat Orang tua Dosesn FSR yang juga Angota DPR Papua Barat, M.Sanusi Rahaningmas,S.Sos.,M.M.,S.Ip sangat prihatin dengan kondisi yang terhadap anaknya dan juga ratusan mahasiswa.

Menurut Sanusi Rahaningmas, Fakultas Pertambangan danTeknik Perminyakan lebih khusus teknik giologi memang sangat dianak tirikan oleh pihak Rektorat Unipa, meskipun fakuktas tersebut ada di Kabupaten Sorong, dengan dalil apapun masih satu mata rantai yang tidak bisa dipisahkan.

“Tapi kenyataan entah apa komitmen saat itu untuk dipindahkan ke Sorong, yang jelas tetap Unipa juga, yang sangat disayangkan Fakultas sudah pindah-pindah gedung kurang lebih dua atau tiga kali tidak menetap karena faktor gedung bukan milik Unipa dan gedung tersebut sangat jauh bahkan boleh di bilang ada di tengah hutan dan tidak terurus” sebut Sanusi Rahaninghmas kepada sorongraya.co Selasa 23 Oktober 2018.

Ironisnya, dosen yang tiap hari mengajar tapi honor mereka kadang dua sampai 3 bulan baru dibayarkan, sementara pihak Unipa tidak pernah ada belas kasihan buat para dosen yang mengajar melebihi ketentuan tersebut

Padahal Fakuktas ini mendapat bantuan dari Pemda Kabupaten Sorong setiap tahun Rp 1 Milyar tapi kenyataanya sarana kampus sangat tidak memadai dimana listrik mati hidup bahkan rusak, ruangan tidak ada pendingin dan sangat panas sehingga dosen harus beli kipas angin sendiri”

“Hal itu yang menyebabkan mahasiwa berkurang setiap saat karena biaya transportasi yang cukup mahal, sementara minat mahasiswa untuk jurusan ini sangat banyak, ucapnya.

Wakil Rakyat yang murah senyum dan tak asing dipublik Papua Barat ini menuturkan, hal ini mengakibatkan mahasiswa yang berdomisili di Kota Sorong harus menghabiskan biaya tiap hari Rp.50 ribu/hari karena tidak ada angkutan yang msk ke lokasi kampus.

“Terlepas dari Anggota DPR PB, saya sebagai org tua sangat prihatin dengan perlakuan Rektor seperti itu, sehingga kita juga ingin jaga kesehatan dari pada anak-anak kita dan pengen suruh berhenti untuk dan cari kerja lain, tapi tidak tega melihat kehancuran puluhan putra-putri papua maupun non papua yang punya minat untuk meningkatkan SDM di bidang teknik giologi, tapi disisi lain, melihat kondisi anak saya tidak sampai hati” pungkasnya.

Sanusi menegaskan, bahwa sering berkunjung ke kampus maupun kediaman para dosen belum ada yang terima trm gaji hingga sekian bulan sehingga mereka hanya makan supermi,hal itu yang membuat sehingga para pengajar selesai masa kontrak, mereka memilih mencari pekerjaan lain dari pada tetap jadi dosen, tinggal ditengah hutan yang susah di jangkau oleh segala macam pedagang, seperti di Unipa Sorong.

“Dengan kondisi yang terjadi ini saya berharap, Rektor dan jajaranya segera turun tangan dan lebih lagi alokasi dana bantuan dari pemda Kabupaten Sorong harus murni untuk membiayai segala macam yang ada di kampus sorong, agar pertanggung jawabnya juga betul-betul  untuk kepentingan kampus sorong, kalau itu diatur dengan baik saya yakin bisa menutupi kekurangan-kekurangan baik sarana fasilitas maupun menambah kesejateraan para dosen yang ada di sorong” tukasnya.

Karena mereka yang di sorong juga adalah anak-anak papua jadi jangan sampai mereka terbengkalai dalam menuntut ilmu, cukup sudah dulu fakultas kedokteran agak sedikit tersendat, jangan sampai Teknik Geologi, Pertambangan dan Perminyakan mengalami hal serupa.

“saya berharap Rektor segera mengatasi hal ini terutama penambahan dosen dan juga fasilitas yang dibutuhkan oleh kampus, juga kesejateraan dosen” harapnya.[***]

Example 120x600

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.