SORONG,sorongraya.co- Bertempat di ruang pertemuan Sekolah Tinggi Pastoral Kateketik St Benediktus Kampung Baru Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, Lembaga Bantuan Hukum Perhimpunan Bantuan Hukum Keadilan dan Perdamaian (LBH PBHKP) Sorong menggelar pelatihan paralegal.
” Kegiatan yang berlangsung sejak Kamis lalu dan akan berakhir Sabtu, 09 Juli 2022 ini diikuti oleh pemuda katholik Kota dan Kabupaten Sorong yang peduli terhadap permasalahan Hak Asasi Manusia (HAM),” kata Loury da Costa melalui rilisnya semalam.
Loury menambahkan, selain melibatkan pemuda katolik Kota dan Kabupaten Sorong sebagai peserta, kegiatan ini juga melibatkan pemerintah Kota dan Kabupaten Sorong, pihak Kepolisian dan rekan-rekan fasilitator dari Perhimpunan Bantuan Hukum Keadilan dan Perdamaian (PBHKP) sebagai narasumber,” kata Ketua LBH PBHKP Sorong, Loury da Costa melalui rilis semalam.
Nah, tujuan diadakannya pelatihan ini untuk memberikan pemahaman dan keterampilan bagi peserta pelatihan tentang tugas dan fungsi paralegal serta memberikan pemahaman serta keterampilan bagi peserta pelatihan tentang pendampingan hukum secara Non Litigasi,” ujarnya.
Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah Papua Barat, Yustina Ogoney memberikan apresiasi terkait kegiatan tersebut.
Menurutnya, sebagai Agent of Change khususnya Pemuda Katolik Kota dan Kabupaten Sorong sebagaimana amanat dalam Rakernas Pemuda Katolik 2022 di Sulawesi Utara menghasilkan sejumlah kebijakan konkret untuk mewujudkan semangat Reborn and Grow Further, dalam salah satu output konkret yang di maksud adalah pembentukan Rumah Konsultasi Bantuan Hukum (RKBH).
Dia menegaskan bahwa prinsip kerja advokasi kepada masyarakat merupakan komitmen yang harus termanifestasikan dalam kerja-kerja nyata, yang menunjukan keberpihakan kepada masyarakat miskin, lemah dan tertindas.
Selaku Ketua Panitia, Yulianus Taa sangat berterima kasih dengan diadakannya kegiatan pelatihan ini. Di sini para peserta dibekali dengan tugas dan fungsi paralegal dalam memberikan bantuan hukum secara nonlitigasi.
Selain itu juga, kata Yulianus, dalam pelatihan ini para peserta melakukan simulasi penyelesaian masalah melalui mekanisme negosiasi dan mediasi.
Harapannya, setelah mengikuti pelatihan paralegal, pemuda katolik dapat mengaktualisasikan pengetahuan yang di dapat selama pelatihan kepada masyarakat yang berhadapan dengan masalah hukum dan menjadi contoh buat para pemuda yang lain dalam kerja-kerja paralegal memberikan layanan bantuan hukum.