SORONG,sorongraya.co – Kampung Sakabu Distrik Salawati Tengah, Raja Ampat, Papua Barat Daya kini tak lagi sama. Kehadiran SPBU dan kebijakan BBM Satu Harga telah membawa perubahan besar bagi warga, terutama para nelayan yang dulunya harus berjuang keras mendapatkan bahan bakar.
“Selama 20 tahun, saya harus ke Sorong naik perahu sendiri untuk beli BBM. Tapi sekarang, sejak ada SPBU di Sakabu, perjalanan jauh itu sudah tidak perlu lagi,” ungkap Asid, seorang nelayan kepada awak media, pada Jumat, 13 September 2024.

Asid merasakan betul perbedaannya. Dulu, dengan harga BBM mencapai Rp15.000 per liter, ia harus sangat hemat menggunakan 25 sampai 30 liter BBM setiap kali melaut. Kini, dengan harga Rp10.000 per liter, bebannya terasa lebih ringan.
“Pendapatan kami memang tidak besar, hanya sekitar 100 ribu sampai 200 ribu rupiah sekali jual ikan. Tapi dengan BBM Satu Harga ini, kami sangat terbantu,” tambahnya.
Sementara itu,Area Manager Comm, Rel dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku, Edi Mangun, menjelaskan bahwa Kalobo merupakan daerah terisolir yang masyarakatnya sangat bergantung pada transportasi perahu.
“Dulu, warga harus beli BBM di Sorong atau dari penjual eceran dengan harga tinggi,” terang Edi.
Kondisi ini berubah sejak Pertamina hadir di Kalobo pada tahun 2021. Program BBM Satu Harga yang dijalankan bersama kementerian terkait seperti Kementerian ESDM dan BPH Migas telah berhasil menjawab kebutuhan masyarakat akan BBM dengan harga terjangkau.
“Program ini prioritas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah dengan tingkat ekonomi masih berkembang,” pungkas Edi.
Kini, senyum warga Kalobo lebih mudah mengembang. BBM yang dulu sumber gelisah, kini menjadi pemicu semangat untuk menggapai hidup yang lebih baik.