SORONG,sorongraya.co-Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Mohammad Musa’ad, mengakui bahwa tantangan inflasi di provinsi baru in semakin berat.
Hal ini disampaikan Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Mohammad Musa’ad dalam Rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Papua Barat Daya di Rilych Panorama Hotel, Kamis, 11 Januari 2024.
Menurut Mohammad Musa’ad tantangan kedepan lebih berat. Dengan berganti tahun, ada perubahan yang terjadi, yaitu penambahan provinsi baru.
” Jangan kira tantangannya semakin ringan, tetapi semakin berat,” ucapnya.
Musa’ad menyebut, dengan adanya penambahan provinsi baru berdampak pada perubahan indikator inflasi. Yang lama tidak lagi digunakan, sehingga angka inflasi juga akan berubah.
” Karena tantangannya besar, maka dibutuhkan effort dan pengukit yang besar juga,” kata Musa’ad.
Musa’ad mengingatkan bahwa pemerintah pusat sangat konsen terhadap inflasi sebab sudah ada korban inflasi, yaitu satu Gubernur dan tujuh Bupati dan Wali Kota.
” Ini masalah serius. Jangan dilihat karena jauhnya lokasi jadi tidak termonitor, namun data yang dikeluarkan dari Jakarta setiap pertemuan itu banyak yang tidak melaporkan,” tambahnya.
Musa’ad meminta seluruh pihak yang terlibat dalam pengendalian inflasi untuk memiliki komitmen yang sama.
” Saya harapkan kita semua memiliki presepsi yang sama, memiliki komitmen yang sama, untuk mengendalikan inflasi ini,” ujarnya.
Inflasi Provinsi Papua Barat Daya (Kota Sorong Sebagai Kota IHK), inflasi bulan ke bulan (Desember 2023 terhadap November 2023) 0,23 persen.
Sementara inflasi dari tahun ke tahun (Desember 2023 terhadap Desember 2022) 3,09 persen. Di sisi lain, inflasi tahun kalender (Desember 2023 terhadap Desember 2022) 3,09 persen.
