Usai Dideklarasikan Beberapa Waktu Lalu, Kini Fopera Papua Barat Daya Resmi Memiliki Sekretariat
Sebarkan artikel ini
SORONG,sorongraya.co- Setelah dideklarasikan pada 17 Juni 2023 lalu oleh Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Dr. Mohammad Musa’ad, Sabtu, 05 Agustus 2023 Forum Perjuangan Rakyat (Fopera) Papua Barat Daya resmi memiliki sekretariat.
Mewakili Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Provinsi Papua Barat Daya, Yakob Kareth, Sabtu siang, 05 Agustus 2023 melkukan pengguntingan pita sebagai tanda diresmikannya sekretariat Forum Pengawal Perjuangan Rakyat (Fopera) Papua Barat Daya.
Yakob Kareth dalam sambutannya menyampaikan, kita semua harus berdoa, jangan sampai semangat yang ada kemudian melemah sehingga organisasi yang dibentuk musnah dimakan tanah.
Staf Ahli Gubernur Papua Barat Daya Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Yakob Kareth memberikan sambutan.
Mengenai pendiri Fopera harus di data secara baik, jangan sembarangan. Penjabat gubernur Papua Barat Daya sepakat untuk memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh pemekaran provinsi Papua Barat Daya, diantaranya Decky Asmuruf, Isak Hindom, Daud Obadiri, Jhon Piet Wanane serta Don Flassy.
Yakob Kareth mengaku bahwa saat ini pemerintah provinsi Papua Barat Daya sedang menyiapkan buku putih perjuangan pemekaran provinsi Papua Barat Daya.
Dia menyebut bahwa, penjabat gubernur Papua Barat Daya sendiri sebagai pengarah penulisan buku putih.
” Semangat generasi muda harus digelorakan, jangan panas-panas tai ayam,” ucapnya.
Lebih lanjut Yakob Kareth menegaskan, tak usah demo-demo, tidak usah ribut-ribut, sebaiknya bentuk badan hukum karena pemerintahan tidak kasih uang kepada perorangan.
Yakob Kareth minta bersainglah yang sehat terlebih di tahun politik ini, jangan karena kepentingan orang perorangan akhirnya organisasi ini bubar.
Alumni Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta inipun mengingatkan agar sekretariat Fopera harus dilengkapi dengan fasilitas yang memadai sehingga pemerintah provinsi Papua Barat Daya bisa memberikan bantuan.
Tak lupa, mantan Kepala BPKAD Kabupaten Maybrat itu berpesan, persatuan dan kesatuan di dalam lingkup Fopera perlu dijaga.
” Jangan karena satu masalah dan sebagainya akhirnya persatuan dan kesatuan yang telah dibangun hancur dengan sendirinya. Kemitraan dengan pemerintah provinsi Papua Barat Daya juga tetap dijaga,” ungkapnya.
Ketua Umum Forum Pengawal Perjuangan Rakyat (Fopera) Papua Barat Daya, Yanto Amus Ijie.
Sebelumnya, Ketua Umum Fopera Papua Barat Daya, Yanto Amus Ijie mengatakan, anak-anak dari tiga tim pemekaran yang ada berinisiatif membentuk (Forum Pengawal Perjuangan Rakyat (Fopera) dalam rangka mengawal jalannya pemerintahan Provinsi Papua Barat Daya.
Perjalanan panjang ini harus di kawal sehingga masyarakat asli Papua maupun yang non Papua bisa merasakan manfaat dari pemekaran Provinsi Papua Barat Daya.
” Kita tidak bisa menutup diri dengan hadirnya Provinsi Papua Barat Daya. Kita harus bisa menerima kenyataan yang ada sebab saat ini sudah tak ada lagi perbedaan,” ujarnya,
Yanto bahkan tegaskan bahwa Fopera PBD tidak dapat dibubarkan oleh siapapun kecuali negara. Fopera adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional tanpa memandang suku.
” Kami punya mimpi besar bahwa Fopera akan memiliki cabang di seluruh Papua bahkan di seluruh Indonesia. Fopera merupakan satu-satunya organisasi yang dirintis oleh anak-anak asli Papua,” ujarnya.
Staf Ahli Gubernur PBD Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik foto bersama pendiri Fopera PBD.
Fopera tidak melihat perbedaan bahkan merangkul semua elemen masyarakat sehingga dapat di terima oleh pemerintahan provinsi Papua Barat Daya.
Organisasi ini mendukung seluruh kebijakan penjabat gubernur maupun jalannya pemerintahan provinsi Papua Barat Daya.
” Kita harus inovatif sehingga kedepan bisa mendapat bagian di provinsi Papua Barat Daya,” tandanya.
Di sisi lain Yanto menepis isu miring yang beredar bahwa Fopera telah menikmati keuntungan miliaran rupiah dari pemerintah provinsi Papua Barat Daya.
Suasana peresmian sekretariat sekaligus syukuran Fopera Papua Barat Daya.
Selaku ketum Fopera, Yanto meminta kepada 5 Bupati dan 1 Wali Kota yang ada di provinsi Papua Barat Daya untuk menggratiskan anak-anak asli Papua bersekolah.
Dengan demikian, kita tidak lagi melihat ada anak-anak asli Papua yang tidak sekolah dikarenakan tidak memiliki biaya.
Yanto juga meminta agar anak-anak asli Papua dapat merasakan layanan kesehatan gratis.