SORONG,sorongraya.co- Mantan Kepala Sekolah Dasar Moria Yusak Lala’ar bersama Imanuel Sumarno di duga melakukan tindakan aksi premanisme di lingkungan SD Moria, Senin, 27 Mei 2024.
Kepala Sekolah yang diberhentikan beberapa waktu lalu itu di duga memerintahkan sejumlah supir yang membawa truk yang memuat beberapa orang masuk ke dalam lingkungan SD Moria mengangkut fasilitas sekolah, seperti meja, kursi dan alat-alat elektronik, yang sedianya dipergunakan untuk ulangan semester siswa SD dan SMP Moria.
Aksi yang dilakukan Yusak Lala’ar tersebut mendapat kecaman dari sejumlah guru bahkan pengurus Yayasan Pisga yang sedang bertugas membantu para guru mempersiapkan ulangan semester di hari kedua.
Bahkan tindakan yang dilakukan Yusak Lala’ar membuat suasana sekolah yang tadinya tertib berubah menjadi keributan.
Yusak Lala’ar dengan seenaknya memerintahkan beberapa orang memasuki ruang kelas, mengambil paksa kursi dan meja serta barang lain milik sekolah Moria.
Salah seorang guru sebut saja BW mencoba melarang tindakan mantan Kepsek tersebut, namun tidak dihiraukan oleh Yusak Lala’ar dan kelompoknya.
” Tolong hargai kami guru-guru dan murid yang akan ulangan besok. Barang-barang yang bapak angkut itu milik sekolah. Jadi, tolong jangan diangkut. Anak-anak mau ulangan bagaimana,” teriak BW.
Dengan egonya mantan kepala SD Moria itu terus memerintahkan orang suruhannya mengangkut kursi dan meja sekolah ke atas truk yang sudah disiapkannya.
Sementara Ketua Yayasan sebelumnya Imanuel Sumarno yang datang memgenakan kaos oblong dan celana pendek menunggu di dalam mobil.
Sebelum meninggalkan sekolah sejumlah truk yang mengangkut barang-barang milik sekolah sempat dihadang oleh sejumlah orang tua murid yang merasa dirugikan atas tindakan Yusak Lala’ar dan kelompoknya.
” Sebagai guru tentunya tidak akan berbuat demikian, apalagi jika dia mengetahui bahwa anak-anak murid atau siswa-siswi sedang melakukan ulangan kenaikan kelas,” kata T, salah satu orang tua murid.
Dia menganggap Yusak Lala’ar tidak punya latar belakang pendidikan sebagai guru. Makanya, dia nekat berbuat begitu.
” Kami para orang tua murid tidak mau lagi anak-anak kami di didik oleh Yusak dan Yayasan Bukit Tabor,” tegas Y.