SORONG,sorongraya.co-Bundo kanduang adalah julukan yang diberikan kepada perempuan yang memimpin suatu keluarga. Secara harfiah Bundo kandung berarti ibu sejati atau ibu kanduang tapi secara makna Bundo kandung adalah pemimpin wanita di Minangkabau, Sumatera Barat yang menggambarkan sosok seorang perempuan bijaksana yang membuat adat Minangkabau lestari semenjak zaman sejarah Minanga Tamwan hingga zaman adat Minangkabau.
Gelar ini diwariskan secara turun temurun di Minangkabau dan dipilih lembaga Bundo kanduang Sumatera Barat.
Yang paling panting adalah fungsi dari selebar jilbab atau hijab adalah untuk menjaga diri. Jilbab itu sangat penting, wajib, pertama dan utama bagi Bundo Kanduang yang beragama islam di Minangkabau.
Di Minangkabau semua padusi atau perempuan sampai kepada perempuan adalah muslimah, maka kewajiban itu sama dihadapan Allah. Tolong di tanamkan wahai anak-anak padusi Minangkabau.
Bahwasanya azab neraka pasti dan sangatlah pedih, dan bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Bagi yang sudah seringa terlanjur untuk tidak memakai jilbab. Mari kembali kepada jalan yang telah diperintahkan Allah.
Dalam Surat Al-Ahzab ayat 59 di atas jelas disebutkan kata-kata imperative atau perintah bagi kita, wanita muslim untuk menutup aurat kecuali wajah dan telapak tangan yaitu dengan kain yang menutupi atau jilbab yang tidak tembus pandang.
Pada zaman sekarang banyak dari wanita muslimah yang belum memakai jilbab dengan alasan meraka ingin menjilbabi hatinya terlebih dahulu. Sepertinya, alasan ini tidaklah berlandaskan dengan syariah islam kata-kata itu seperti senjata melawan perintahnya yang jelas-jelas menganugrahi tubuh yang sehat wal’afiat dan indah itupun gratis tanpa dibayar.
Allah SWT menganugerahi kita dengan fisik yang sempurna, namun kita malah melawan perintahNya untuk menjaga tubuh yang dititipkan kepada kita.
Malahan kalimat untuk menjilbabi hati itu tidak ditemukan sama sekali. Jilbab itu dipakainya di fisik bukan di dalam organ tubuh. Logikanya seperti itu.
Banyak yang mengatakan bahwa percuma pakai jilbab kalau hanya suka mengunjing, nah untuk kata seperti ini perlu diperbaiki. Seorang yang suka menggunjing bukanlah salah dari jilbabnya. Itu salah dari personal atau diri orang tersebut.
Jangan gara-gara orang yang makan nangka satu kampung yang kena getahnya. Perlu diingat bahwa menutup aurat dengan berjilbab itu hukumnya wajib sedangkan meninggalkan yang wajib itu akan mendapatkan dosa.
Apa seorang yang tak memakai jilbab bisa dikatakan sebagai seorang yang luput dari dosa bergunjing, sedangkan kewajiban menutup aurat saja belum dilaksanakan. Kalau pun iya tidak bergunjing dan berati lepas dari dosa ghibah.
Lalu bagaimana dengan kewajiban menutup aurat yang belum terpenuhi, apakah dosanya itu bisa terhapus dengan tidak bergunjing. Wallahu’allam.
Di dalam Surat Al-Ahzab ayat 36 Allah berfirman ” Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasulnya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka po ilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata”.
Keuntungan berjilbab
Pertama, sebagai identitas. muslimah Bundo Kanduang yang berjilbab bisa dengan mudah dikenali daripada muslimah yang belum berjilbab.
Dengan ini kita tidak akan disamakan dengan wanita yang beragama lain. Jilbab juga bisa menjadi indikator keimanan seorang muslimah, Hal ini sebagai tanda awal dari ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan rasulnya.
Kedua, sebagai pelindung. terlepas dari kabar sekitar tahun 2004 di Bandung di mana sekelompok Muslimah berjilbab yang Maaf,diperkosa sepulang dari mengaji.
Ini mungkin terjadi karena kondisinya yang pulang larut malam. Menutup aurat jelas akan melindungi kita dari bahaya tatapan dan nafsu birahi laki-laki.
Jelas sekali lagi bagi kaum muslim untuk menjaga pandangan sedang bagi muslimah untuk menutup auratnya yang mengundang syahwat sungguh Islam sangatlah seimbang Dalam menyikapi segala sesuatu.
Ketiga, sebagai penjaga izzah atau kehormatan. Muslimah berjilbab biasanya lebih dihormati dalam pergaulannya, misalnya laki-laki tidak seenaknya memegang tangannya, merangkul atau mungkin berkata-kata yang tidak sopan.
Terlepas dari fenomena saat ini di mana Banyak Muslimah berjilbab tapi masih berpegangan tangan dengan yang bukan muhrim apalagi pacaran berjilbab tapi tidak menutupi sampai dada, berjilbab tapi jenis pakaian transparan atau ketat, jilbab tetaplah mulia adanya namun menjadi tidak berfungsi dan menciptakan salah kaprah karena perilaku salah dan menyimpang yang keluar dari syariat Islam tersebut.
Jadi yang mungkin dipersalahkan adalah pelakunya bukan jilbab bahkan menyalahkan muslimah yang lain berjilbab sesuai dengan syariah menutup aurat kecuali wajah dan telapak tangan, pakaian longgar dan tidak transparan.
Keempat, Sebagai dakwah. Meskipun kita tidak memiliki talenta seperti Mama Dedeh yang lantang menyuarakan ayat Allah dan juga seperti Oki Setiana Dewi yang juga berdakwah dengan ajaran agama Allah.
Mungkin hal ini paling sederhana yang bisa kita lakukan dalam menyebarkan kalam Ilahi yaitu dengan jilbab yang kita pakai. Kita dengan tidak langsung menyeru memberikan modal kepada saudara muslimah yang lain agar mau segera menutup auratnya.
Jika ada muslimah lain yang tertarik memakai jilbab karena keanggunan penampilan juga perilaku serta ucapan kita Insya Allah dakwah ini akan mengganjar pahalanya.
Kelima, penampilan yang lebih anggun, cantik dan feminim. Coba kita lihat Marshanda yang dulu belum berhijab dengan sekarang.
Keenam, menjaga kulit agar bersih dan indah. sebab terhindar dari sinar matahari langsung.
Dalam Surat Al-Maidah ayat 3 Allah berfirman
” Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucupkan kepadamu nikmatku, dan telah kuraidai Islam itu jadi agamamu”.
Nah dari penjelasan tadi dapat disimpulkan bahwasanya berhijab itu sangatlah penting bagi Bundo kanduang atau para wanita yang beragama islam.
Dalam agama Islam dan itu merupakan perintah dari Allah kalau kita meninggalkan perintah dari Allah maka kita akan mendapatkan dosa dan di akhirat nanti akan disiksa di dalam neraka.
Penulis : Dodi Mahisa PutraM (Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas)