SORONG, sorongraya.co – Usia Kemerdekaan NKRI sudah mencapai usia yang boleh dikatakan 1/2 perjalanan hidup manusia dimuka bumi, sama artinya dengan usia perjalanan bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Usia ini tetap jadi acuan semangat kita yang melanjutkan perjuangan, baik selaku masyarakat, terlebih khusus pergerakan pemuda setelah kemerdekaan hingga kini 17 Agustus 2025.
Jika kita amati, perkembangan pembangunan negara mulai dari Aceh hingga Papua sangat bervariasi berdasarkan tingkat populasi penduduk, dan teknologi yang berkembang pada suatu provinsi, sehingga terlihat Bagian Barat, Bagian Tengah hingga Bagian Timur Indonesia lebih maju.
Menurut Caretaker Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia Papua Barat Daya, Izack Yable bahwa sedikit berbanding terbalik dengan daerah di Papua. Dengan sumberdaya alam yang melimpah, pemuda dipaksa untuk mengikuti program pusat yang masuk ke tanah papua, tanpa membedakan atau melihat kebutuhan mendasar di tanah papua.

Sebelumnya, Provinsi Papua Barat Daya masih bernaung di bawah Provinsi Papua Barat, namun Pemuda tetap solid dalam menekan dan kritis terhadap kebijakan pemerintah pusat, terutama pemekaran kampung, Daerah Otonomi Baru dan Investasi yang tidak jelas dalam perlindungan hak para pekerja.
Ketika Provinsi Papua Barat Daya lahir, gelombang kritis terhadap kebijakan yang pro rakyat tetap dilakukan berbagai kalangan pemuda, baik organisasi nasional seperti KNPI, organisasi kelompok cipayung (HMI, GMNI, GMKI, PMII dan PMKRI) dan juga organisasi lokal, dengan tujuan segala program pemerintah wajib menyentuh rakyat.
Meski begitu, Izack selalu mengajak seluruh Pemuda di Papua barat daya, tetap fokus untuk mengawal program pemerintah, terutama program Presiden RI Prabowo Subianto dan Bapak Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu serta Bupati/Walikota se Papua Barat Daya, untuk menjadi tiang yang kokoh dalam menjaga eksitensi pemuda melalui masukkan dan saran yang berbobot kepada pemerintah dengan ide solusi yang konstruktif.
Baca: Program 1000 Hari Pertama Kehidupan Resmi Dicanangkan
“80 tahun kita merdeka dari para penjajah, namun kita jangan lengah karena perkembangan dunia digital di era global, membuat kita juga harus mawas diri dan belajar menyiapakan SDM pemuda yang unggul, untuk menghadapi situasi yang masuk ke PBD tentunya, perkembangan mobil listrik dan juga persaingan tenaga kerja yang luar biasa, bagaimanapun kita tetap merdeka,” tutur Izack.