MetroTanah Papua

Perjuangan dan Doa Berbuah Manis, Dua Pelajar Prov PBD Lolos Paskibraka Nasional

×

Perjuangan dan Doa Berbuah Manis, Dua Pelajar Prov PBD Lolos Paskibraka Nasional

Sebarkan artikel ini

SORONG, sorongraya.co– Usaha dan doa yang tiada henti akhirnya membuahkan hasil gemilang. Dua pelajar asal Provinsi Papua Barat Daya (PBD), yakni Esterline Putri Wulandari Warmasen dari SMK Negeri 1 (SMEA) Kota Sorong dan Frans Jemput dari SMA Negeri 4 Raja Ampat, berhasil lolos seleksi ketat dan terpilih sebagai Calon Paskibraka Nasional Tahun 2025 Keduanya akan mewakili daerah dalam Upacara Kemerdekaan RI ke-80 di Istana Negara pada 17 Agustus 2025.

Keberhasilan ini menjadi kebanggaan tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga bagi sekolah dan daerah asal masing-masing.

Jeane Fonataba, ibunda dari Esterline, tak kuasa menahan haru ketika mendengar kabar putrinya lolos ke tingkat nasional.

“Puji Tuhan, saya histeris saat dengar namanya disebut. Saya sudah pesan ke Esther untuk tidak terlalu berharap agar tidak kecewa, tapi Tuhan berkehendak lain. Kami sangat bangga,” ujar Jeane.

Ester dikenal sebagai sosok pendiam dan tertutup. Ia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan tidak suka keluar rumah kecuali untuk kegiatan sekolah. Meski begitu, sejak SMP, Ester telah aktif mengikuti kegiatan paskibra, hingga akhirnya kembali terpilih mewakili sekolah di jenjang SMK.

“Saat seleksi kesehatan, giginya sempat bermasalah, dan dia pesimis bisa lolos. Tapi saya bilang, yang penting sudah berjuang. Ternyata dia lolos nasional,”tutur sang ibu bangga.

Kebanggaan serupa juga disampaikan oleh Afan Bugis, Kepala SMA Negeri 4 Raja Ampat, tempat Frans Jemput menempuh pendidikan.

“Frans adalah rekomendasi langsung saya. Dari seleksi kabupaten sampai ke provinsi, lalu tembus nasional. Ini luar biasa untuk kami di sekolah 3T seperti Raja Ampat,”ucapnya.

Frans dikenal sebagai siswa pendiam, murah senyum, dan memiliki semangat tinggi. Di sekolah, ia dikenal disiplin dan rajin mengikuti pelatihan. Keberhasilannya dianggap sebagai simbol harapan dari daerah-daerah tertinggal.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Bupati, Kesbangpol Raja Ampat, pelatih, dan semua pihak. Kami harap pemerintah bisa lebih memperhatikan fasilitas dan kesejahteraan guru-guru di daerah 3T,”tambah Afan.

Dian Prisilia Morin, Purna Paskibraka Nasional tahun 1995, menyampaikan rasa bangganya atas keberhasilan dua generasi muda Papua Barat Daya ini.

“Proses seleksi sangat panjang dan tidak mudah. Mereka harus disiplin sejak sekolah, lalu bersaing di kabupaten, provinsi, hingga nasional. Ini bukan sekadar tugas, tapi pembentukan karakter calon pemimpin bangsa,”ujarnya.

Dian juga menekankan pentingnya wawasan kebangsaan, tata kehidupan yang teratur, serta semangat juang tinggi bagi generasi muda Papua.

“Saya harap banyak adik-adik yang mengikuti jejak mereka. Tidak mudah, tapi semangat dan kerja keras bisa membawa kita ke Istana Negara,” tutupnya.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.