SORONG,sorongraya.co-Penyusunan ketajaman pembinaan ilmu di bidang Pancasila kini tengah berjalan secara nasional dengan melibatkan berbagai kementerian, lembaga pusat, dan pemerintah daerah di seluruh Indonesia.
Direktur Pengkajian Kebijakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Dr. Muhammad Sabri, menjelaskan bahwa hasil penyusunan program terbagi dalam dua tahap.
Tahap pertama melibatkan sekitar 46 kementerian dan lembaga tingkat pusat yang telah mengusulkan lebih dari 250 kegiatan. Selain itu, BPIP juga meminta masukan dari 38 provinsi yang dibagi dalam empat region, yaitu:
1. Region pertama meliputi Jakarta dan seluruh Sumatera
2. Region kedua meliputi Jawa
3. Region ketiga meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Bali
4. Region keempat meliputi Maluku dan Papua
Pekan lalu, BPIP telah mengadakan pertemuan di Makassar untuk membahas program di region ketiga dan hari ini hingga besok sedang dilaksanakan pertemuan untuk region keempat.
Prof. Sabri menegaskan bahwa kolaborasi ini penting karena penanaman ideologi Pancasila harus bersifat dua arah, bukan hanya top-down tetapi juga top-up, dengan menggali akar budaya dan tradisi agama di seluruh Nusantara. BPIP menjalin kerja sama strategis dengan Bappeda dan Kesbangpol sebagai mitra dalam penyusunan program dan intensifikasi kegiatan.
Ada tiga isu utama yang menjadi fokus pengembangan, yakni:
1. Dimensi Keyakinan Pancasila
2. Dimensi Pendidikan
3. Dimensi Keteladanan
Sosialisasi Pancasila selama ini masih bersifat umum, seperti diskusi publik dan kegiatan sosialisasi. Namun, dalam 1-2 tahun ke depan, BPIP menargetkan pembinaan terstruktur bagi penyelenggara negara seperti ASN, TNI, Polri, dan lembaga pemerintahan lainnya. Mereka harus menjadi teladan dalam memahami dan mengimplementasikan nilai Pancasila dalam menjalankan tugas negara.
Untuk masyarakat umum, terutama komunitas non-negara seperti organisasi masyarakat, partai politik, pers, dan civil society, BPIP merancang pelatihan khusus agar wawasan Pancasila juga meresap ke lapisan masyarakat tersebut.
Pendekatan khusus juga dikembangkan untuk generasi muda milenial, melalui pendidikan formal di berbagai jenjang dan pendekatan non-formal seperti diskusi santai di kafe, serta event olahraga, kuliner, seni budaya, dan lain-lain. Seni, perfilman, kuliner, dan fashion menjadi bidang strategis untuk menarik perhatian generasi muda agar Pancasila kembali menjadi kekuatan pemersatu bangsa yang menghargai keberagaman.
“Penyelenggara negara menjadi target utama kami karena mereka adalah contoh dan teladan bagi masyarakat. Setelah mereka menginternalisasi nilai Pancasila, baru nilai-nilai ini dapat disebarluaskan kepada masyarakat luas sesuai amanah Perpres No. 7 Tahun 2018 tentang BPIP,” ujar Prof. Sabri kepada awak media, Rabu, 15 Oktober 2025.
Dengan langkah strategis ini, BPIP berharap penguatan ideologi Pancasila dapat lebih efektif dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.