MAYBRAT, sorongraya.co – Pemerintah Kabupaten Maybrat menggelar rapat fasilitasi pembinaan mental spiritual bagi para pimpinan denominasi gereja dan mushola se-Kabupaten Maybrat, yang berlangsung di Aula Kantor Bupati Maybrat, Rabu (9/7/2025).
Dalam arahannya, Bupati Maybrat Karel Murafer menyatakan bahwa pemerintah daerah berkomitmen mengalokasikan anggaran, termasuk dana desa, untuk mendukung bidang keagamaan, pendidikan, serta pembangunan infrastruktur di wilayah-wilayah yang masih tertinggal.
“Selama 16 tahun 2 bulan kehadiran Kabupaten Maybrat, kita harus membangun rekonsiliasi secara iman. Di sini ada guru Injil, guru jemaat, pastor, dan ustadz. Ketika ada yang sakit, kita perlu saling mendukung. Gereja dan mushola adalah mitra pemerintah daerah,” ujar Bupati Karel.
Ia juga menyoroti tingginya angka kematian di wilayah tersebut dan menekankan pentingnya peran pemuka agama dalam menciptakan kedamaian. Ia menyerukan agar ke depan tidak ada lagi praktik-praktik seperti Ransel suanggi, dan penyalahgunaan minuman keras (miras).
Lebih lanjut, Bupati Karel menjelaskan bahwa saat ini anggaran daerah mengalami defisit, sehingga setiap permohonan bantuan keagamaan harus melalui prosedur dan syarat yang ketat.
“Dalam era Otonomi Khusus saat ini, berbeda dengan 20 tahun lalu. Sekarang kita harus membuat proposal terlebih dahulu agar program kita bisa dicairkan melalui kas daerah. Bantuan keagamaan tidak lagi seperti dulu yang langsung disalurkan. Kini harus melalui proses perencanaan dan verifikasi,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa setiap program harus diperiksa oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk memastikan sasaran dan efektivitasnya, sehingga keputusan yang diambil bisa lebih bijaksana dan tepat guna.
Di akhir penyampaiannya, Bupati Karel mengajak seluruh masyarakat, baik yang berasal dari Maybrat maupun dari berbagai penjuru tanah air, untuk bersama-sama membangun daerah.
“Kemajuan Maybrat bukan hanya tugas orang Maybrat, tetapi hasil kebersamaan seluruh elemen masyarakat dari Sabang sampai Merauke, baik Muslim maupun Kristen,” tutupnya.
Ia juga menyinggung pentingnya perhatian lebih terhadap wilayah-wilayah yang belum tersentuh pembangunan, seperti Aifat Timur, serta mengajak daerah-daerah dengan ideologi berbeda untuk kembali bersatu demi kemajuan bersama.