SORONG, sorongraya.co– Sekretaris Dewan Koordinasi Wilayah (DKW) Garda Bangsa Papua Barat, Christyan S.C, menilai ada sejumlah kejanggalan dalam kunjungan Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, ke Pulau Gag baru-baru ini. Menurutnya, terdapat lima poin utama yang menunjukkan bahwa kunjungan tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Pertama menurutnya, Menteri Bahlil tidak menemui massa aksi yang telah menunggu di depan pintu kedatangan Bandara DEO Sorong. Padahal, sebagai pejabat publik, Bahlil seharusnya membuka ruang dialog dan mendengarkan aspirasi masyarakat sebelum turun ke lapangan.
“Yang kedua, meskipun sempat meminta perwakilan massa aksi untuk berdiskusi, nyatanya saat perwakilan tersebut bersiap masuk, Menteri Bahlil langsung bertolak ke Pulau Gag menggunakan helikopter. Hal ini dinilai sebagai bentuk penghindaran dari dialog terbuka,”ujarnya kepada media sorongraya.co melalui rilisnya.
Ketiga, setibanya di Pulau Gag, rombongan Menteri Bahlil disambut oleh kelompok massa tandingan yang mendukung aktivitas pertambangan PT. Gag Nikel. Keberadaan massa pendukung tersebut dinilai janggal karena diduga telah dipersiapkan sebelumnya.
Keempat, usai kembali dari Pulau Gag, Menteri Bahlil menggelar konferensi pers bersama sejumlah kepala daerah. Dalam konferensi tersebut, mereka menyampaikan bahwa isu kerusakan lingkungan di Pulau Gag adalah hoaks, sekaligus menguatkan pernyataan Menteri Bahlil sebelumnya yang menuding adanya campur tangan asing dalam isu lingkungan tersebut.
Dan Kelima, Christyan mengatakan, perhatian publik seharusnya tidak hanya tertuju pada PT. Gag Nikel. Ia menegaskan bahwa PT. Kawei Sejahtera Mining juga melakukan aktivitas tambang di Kabupaten Raja Ampat dan perlu mendapatkan sorotan yang sama.
“Ada kesan bahwa hanya satu pihak yang disoroti, sementara pihak lain seolah dilindungi,” tututrnya.