SORONG,sorongraya.co-Loka POM Sorong menggelar kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program Pangan Sekolah yang Melaksanakan Pemudayaan Keamanan Pangan (SAPA Sekolah), Program Desa Pangan Aman, serta Program Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas (PPABK) Tahun 2025. Kegiatan tersebut berlangsung di Vega Hotel Sorong, Kamis, 20 November 2025.
Kepala Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah, Pauji Fattah, menyampaikan bahwa program-program ini dapat menjadi blueprint yang baik untuk diterapkan di wilayah lain.
“Tidak hanya di satu kelurahan atau beberapa sekolah saja, tetapi akan lebih baik jika diterapkan di seluruh Kota Sorong,”ujarnya.
Saat ini, pemerintah pusat melalui BPOM terus mendorong percepatan berbagai program prioritas nasional, termasuk peningkatan mutu pangan, pengawasan produk UMKM, percepatan sertifikasi, pembinaan industri rumah tangga pangan, serta edukasi keamanan pangan kepada masyarakat di wilayah Sorong Raya.
“Kolaborasi antara Pemerintah Kota Sorong, Pemerintah Kabupaten Sorong, dan Loka POM menjadi kunci agar program-program tersebut berjalan efektif dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” tuturnya.
Ia menambahkan, Sebagai daerah yang berkembang pesat dan menjadi pusat aktivitas ekonomi di Papua Barat Daya, Kota Sorong dan Kabupaten Sorong memerlukan sistem pengawasan obat dan makanan yang kuat.
Mobilitas masyarakat yang tinggi dan semakin banyaknya produk yang beredar menuntut peningkatan kewaspadaan terhadap peredaran obat ilegal, pangan yang tidak memenuhi standar, serta produk kosmetik dan suplemen yang berpotensi membahayakan kesehatan.
“Peserta yang hadir berasal dari berbagai lokasi intervensi. Dari sekolah, terdapat dua sekolah yang menjadi lokasi intervensi, yaitu SMP 6 dan SD 21. Dari Kelurahan Malawei, serta dari Pasar Remu. Hadir pula perwakilan dari Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah yang mewakili Wali Kota,”jelasnya.
Rizky menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk melihat bagaimana implementasi program di pasar, desa, dan sekolah. Termasuk mengidentifikasi hambatan, tantangan, atau kendala lain yang dihadapi dalam pelaksanaan.
“Melalui diskusi ini, kami berharap dapat menemukan solusi untuk perbaikan di tahun berikutnya. Meskipun intervensi dilakukan pada tahun ini, tahun depan tetap akan dilakukan pengawalan. Karena itu, di akhir kegiatan kami meminta masing-masing pihak dari sekolah, desa, maupun pasar untuk menyusun rencana kegiatan tahun depan agar proses pengawalan dapat berlangsung lebih selaras,”ujarnya.
Lebih lanjut, bahwa keamanan pangan merupakan prinsip utama yang tidak bisa ditawar. Pangan harus aman, karena jika tidak aman, maka tidak bisa disebut pangan. Melalui berbagai program ini, BPOM berupaya memastikan keamanan pangan di desa, pasar, dan sekolah.
Ketiga lokasi intervensi tersebut saling berkaitan. Makanan yang dikonsumsi anak di sekolah dipengaruhi oleh makanan yang disiapkan di rumah, yang berkaitan dengan kondisi desa. Sementara di desa, bahan pangan umumnya diperoleh dari pasar. Artinya, keamanan pangan di pasar juga harus terjamin.
Monitoring dilakukan untuk melihat sejauh mana program berjalan, hambatan yang muncul, serta langkah perbaikan yang perlu dilakukan ke depan.
“Harapan kami, program ini nantinya dapat diimplementasikan lebih luas. Saat ini baru dua sekolah, satu desa, dan satu pasar yang menjadi percontohan. Ke depannya, diharapkan dapat diterapkan di sekolah lain, desa lain, dan pasar lainnya,” tutupnya.
