AIMAS, sorongraya.co – Ketua Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Prof. dr. Abdul Kadir, meninjau langsung pelaksanaan kegiatan Mentoring Spesialis Kepada Dokter Layanan Primer yang digelar di Kota dan Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Rabu (30/04).
Kegiatan ini merupakan kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Indonesia (PERHATI-KL) dalam rangka meningkatkan kapasitas tenaga medis layanan primer dalam menangani kasus THT.
Abdul Kadir menekankan pentingnya sinergi antara BPJS Kesehatan dan fasilitas kesehatan di berbagai daerah demi pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang berkualitas. Hingga saat ini, peserta JKN telah mencapai sekitar 277,5 juta jiwa atau 98,25% dari total penduduk Indonesia.
Ia juga menyoroti banyaknya informasi keliru di masyarakat terkait rujukan pelayanan kesehatan, khususnya mengenai daftar penyakit yang tidak dapat dirujuk ke rumah sakit. Menurutnya, keputusan rujukan tetap berada pada penilaian medis dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), tergantung pada kondisi pasien dan ketersediaan alat.
“Misalnya, untuk kasus seperti serumen obturan atau benda asing di telinga yang terjadi pada anak-anak, jika fasilitas di puskesmas tidak memadai, maka bisa dirujuk ke rumah sakit dan ditanggung oleh BPJS,” jelasnya.
Lebih lanjut, Abdul Kadir mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mendorong pemerataan layanan kesehatan dengan menyediakan alat canggih seperti Cath Lab dan CT Scan di berbagai RSUD, termasuk di Sorong. Namun, tantangan besar masih datang dari keterbatasan tenaga medis, khususnya dokter spesialis THT yang saat ini hanya berjumlah tiga orang di Sorong Raya.
Abdul mendorong RSUD setempat untuk melakukan pemetaan kebutuhan dokter spesialis dan merekomendasikan beasiswa bagi dokter umum lokal agar menempuh pendidikan spesialis. “Saya siap bantu fasilitasi, asalkan penerimanya anak daerah dan mau kembali mengabdi di Sorong,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Kabupaten Sorong, H. Ahmad Sutedjo, menyampaikan bahwa akses layanan kesehatan di Papua Barat Daya masih belum merata, khususnya untuk layanan spesialis THT. Ia menilai bahwa pelatihan ini penting karena penyakit THT sering diabaikan, terutama di daerah terpencil.
“Kami berterima kasih kepada PERHATI dan BPJS Kesehatan atas terselenggaranya pelatihan ini. Semoga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, terutama di Kabupaten Sorong,” ungkapnya.