SORONG, sorongraya.co – Jenazah DM, korban pembunuhan salah sararan di Kota Sorong, diarak oleh keluarga dan kerabat menuju Kantor Wali Kota Sorong pada Kamis, 10 Juli 2025, sebagai bentuk protes dan tuntutan atas kejadian tragis yang diduga dipicu oleh pengaruh minuman keras.
Dalam aksi tersebut, keluarga besar korban mendesak pemerintah daerah agar segera menertibkan peredaran minuman keras (miras) yang dinilai meresahkan dan menjadi pemicu konflik.
Dalam pernyataan terbuka di halaman kantor wali kota, perwakilan keluarga dan organisasi masyarakat dari Suku Binasket menyampaikan rasa duka mendalam dan menginginkan penyelesaian masalah secara adat.
Wali Kota Sorong, Septinus Lobat yang turut hadir dan memberikan pernyataan, mengungkapkan kedekatannya secara pribadi dengan keluarga korban.
“Saya tahu betul bahwa keluarga Momot adalah keluarga yang baik. Mereka tidak pernah mencari masalah. Hari ini mereka datang bukan dengan amarah, tapi dengan tangis dan penghargaan terhadap saya sebagai pimpinan daerah.” ujarnya.
Wali kota juga menegaskan bahwa proses hukum tetap berjalan. Pelaku berinisial NW telah diamankan oleh pihak kepolisian. Namun, penyelesaian secara adat juga akan ditempuh sebagai bagian dari tradisi lokal.
“Kita sudah duduk bersama dua suku besar yang mendiami Kota Sorong Suku Biak dan Suku Tehit. Mereka siap menyelesaikan ini lewat jalur adat,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, wali kota juga menyoroti dampak buruk peredaran miras terhadap generasi muda Papua.
“Minuman keras ini telah merusak masa depan anak-anak kita. Kita harus mengambil langkah tegas, pemerintah akan menfasilitasi segala kebutuhan pemulangan jenazah dan proses adat yang akan dilakukan,”tegasnya,
Kapolresta Sorong Kota dan perwakilan DPRD juga hadir dalam pertemuan tersebut, menyampaikan dukungan dan komitmen untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama proses berlangsung.
Wali kota mengimbau seluruh masyarakat, khususnya keluarga besar yang terlibat, untuk menahan diri dan menjaga ketenangan hingga prosesi pemakaman selesai.
Wali kota menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam dan memastikan bahwa pemerintah daerah akan terlibat aktif dalam penyelesaian masalah ini, baik secara hukum maupun adat.
Sementara itu, Kapolresta Sorong Kota, Kombes Pol Happy Perdana Yudianto, menyampaikan bahwa sejauh ini telah dilakukan pertemuan antara Pemerintah Kota Sorong, pihak Kepolisian, dan para tokoh adat guna membahas penyelesaian kasus pembunuhan secara adat.
“Sudah ada pertemuan bersama wali kota, kepolisian, dan ketua-ketua suku. Kepala Suku Biak, Bapak Hengki, sementara ini sedang membicarakan secara internal dengan pihak keluarga dan komunitas adat mereka,” kata Kapolres,
Ia menambahkan, sesuai arahan Wali Kota Sorong, jenazah korban akan dimakamkan terlebih dahulu. Setelah proses pemakaman selesai, barulah kedua pihak keluarga besar dalam hal ini dua suku akan duduk bersama membicarakan mekanisme penyelesaian adat, termasuk denda dan bentuk pertanggungjawaban lainnya.
Terkait perkembangan kasus, Kapolresta mengungkapkan bahwa saat ini satu orang pelaku telah diamankan.
“Baru satu pelaku yang ditangkap. Kasus ini masih dinamis, kemungkinan bisa bertambah pelaku tergantung hasil pemeriksaan. Kami masih dalami,” jelasnya.
Happy juga menyebutkan bahwa korban diduga menjadi salah sasaran.
“Korban sebenarnya tidak menjadi target utama. Saat kejadian, korban sedang tidur. Tapi untuk detail kronologi, saya akan pastikan lagi ke Reskrim,” kata Kombes Happy.
Terkait laporan adanya kerusakan rumah pascakejadian, Kapolresta menyatakan pihaknya masih menunggu laporan resmi dari warga.
“Kami mendengar ada informasi rumah yang dirusak, tapi kami masih tunggu laporan resmi. Kalau memang ada pihak yang merasa dirugikan, silakan lapor agar kami bisa proses,” tutup Kapolresta Sorong Kota.