SORONG,sorongraya.co-Dari program Bina Keluarga Lansia (BKL) yang digagas oleh Pemerintah Kota Sorong dipastikan diproyeksikan terus meningkat hingga melampaui 20 persen pada 2045, sehingga membutuhkan kebijakan dan program yang terencana serta berkelanjutan agar lansia tetap sehat, mandiri, dan produktif.
Sebanyak 43 lansia dinyatakan lulus Wisuda Sekolah Lansia Standar 1 setelah mengikuti proses pembelajaran selama satu tahun, terdiri dari 22 peserta Sekolah Lansia Lusia di Distrik Sorong Kota, dan 21 peserta Sekolah Lansia Bethel di Distrik Sorong Timur. Program pembelajaran dilaksanakan sejak November 2024 hingga November 2025 dengan frekuensi satu kali setiap bulan.
Wali Kota Sorong yang diwakili oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Sorong, Jeremias Gembenop, mengatakan bahwa Indonesia saat ini sedang berada pada fase penting menuju indonesia emas 2045, dengan tantangan sekaligus peluang berupa bonus demografi dan meningkatnya jumlah penduduk lajut usia.
“Data menunjukkan bahwa proporsi penduduk lansia terus meningkat dan akan mencapai lebih dari 20 persen pada tahun 2045,” ujarnya. di Gedung Lambert Jitmau, Kota Sorong, Rabu (17/12/2025).

Kepala Sekolah Lansia Kota Sorong, Linda, menjelaskan, Sekolah Lansia merupakan bagian dari program Bina Keluarga Lansia (BKL), yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup lansia agar tetap sehat, mandiri, tangguh, dan berdaya. Ia menyebut seluruh peserta telah menyelesaikan tahapan pembelajaran sesuai standar yang ditetapkan.
Kepala Bidang Keluarga Berencana Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Sorong, Jenily Nanuru, mengatakan program Sekolah Lansia menunjukkan bahwa proses belajar dapat berlangsung sepanjang hayat.
“Ilmu dan keterampilan yang diperoleh diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta mendorong lansia tetap aktif bersosialisasi di lingkungan masing-masing,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Papua Barat, Philmona Maria Yarollo, menyampaikan, Sekolah Lansia merupakan bagian dari program percepatan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, melalui konsep Sidaya atau Lansia Berdaya.
“Program ini difokuskan pada penguatan keluarga sebagai lingkungan terbaik bagi lansia melalui pendekatan edukatif, sosial, dan pemberdayaan masyarakat,” jelas Kepala Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Papua Barat.
Pada tahun 2024, sambungnya, BKKBN membentuk 10 Sekolah Lansia di Papua Barat, termasuk dua sekolah di Kota Sorong. Wisuda Standar I menjadi tahap awal pembelajaran berjenjang, yang mana peserta dapat melanjutkan ke standar berikutnya dengan fokus pada kemandirian, aktivitas sosial, hingga produktivitas sesuai potensi lansia.
Ia juga menyinggung isu stunting sebagai program prioritas nasional. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia, prevalensi stunting di Papua Barat tercatat 30,5 persen, sementara Kota Sorong mengalami penurunan dari 31,0 persen menjadi 29,3 persen.
“Penguatan peran lansia dalam keluarga turut berkontribusi dalam upaya pencegahan stunting antargenerasi,” pungkasnya.
Di waktu terpisah, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Sorong, Jeremias Gembenop menegaskan, Sekolah Lansia merupakan pendekatan pembangunan sumber daya manusia melalui jalur pendidikan nonformal.
“Wisuda ini bukan akhir proses, melainkan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menyiapkan lansia agar tetap berdaya dan berkontribusi dalam pembangunan keluarga menuju Indonesia Emas 2045,” tutupnya.(***)














