Ekonomi & BisnisMetroOpini

E-Commerce dan Transformasi Perilaku Konsumen di Papua Barat Daya

×

E-Commerce dan Transformasi Perilaku Konsumen di Papua Barat Daya

Sebarkan artikel ini
Tresya Paulina Wafom, Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. [foto: dok-sr]

YOGYAKARTA, sorongraya.co – Salah satu mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, asal Papua Barat Daya, Tresya Paulina Wafom melihat bagaimana teknologi digital, khususnya e-commerce, mulai mengubah kebiasaan belanja masyarakat di Sorong.

Fenomena yang cukup mencolok adalah meningkatnya penggunaan aplikasi e-commerce, seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, hingga TikTok Shop. Perubahan ini menurutnya membawa dampak besar, baik positif maupun tantangan tersendiri bagi masyarakat di wilayah Papua Barat Daya.

Baca: Saadiah Uluptty Nilai Anggaran Ketahanan Pangan dan Perlindungan Petani Belum Menjadi Prioritas Fiskal Yang Nyata

Sebelumnya, masyarakat Sorong dan sekitarnya mengandalkan pasar tradisional dan toko-toko lokal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, kini dengan sekali klik di layar ponsel, berbagai produk dari luar daerah bahkan luar negeri dapat diakses dan dibeli dengan mudah.

“Kemudahan ini membuka peluang baru, terutama bagi masyarakat di daerah yang akses ke barang tertentu sebelumnya terbatas,” tulis Tresya kepada sorongraya.co melalui email redaksi. Rabu, 21 Mei 2022.

Salah satu dampak positif yang patut dicatat adalah semakin terbukanya masyarakat Papua Barat Daya terhadap berbagai pilihan produk. Barang-barang seperti elektronik, pakaian, dan perlengkapan rumah tangga kini lebih mudah didapatkan, dengan harga yang bersaing.

Baca juga: Anneke Lieke Makatuuk: Saya Apresiasi Kiprah TP-PKK PBD

Di sisi lain, kata Tresya para pelaku UMKM lokal juga mulai memanfaatkan platform e-commerce untuk memasarkan produk mereka ke luar daerah. Ini tentu menjadi angin segar bagi perekonomian lokal.

“Namun demikian, kita tidak boleh menutup mata terhadap dampak negatif yang muncul. Meningkatnya konsumsi melalui e-commerce secara tidak langsung menggeser peran toko-toko lokal dan pasar tradisional,” pungkasnya.

Banyak pelaku usaha kecil yang mengeluh karena kalah bersaing dengan harga produk dari luar daerah. Selain itu, ketergantungan terhadap belanja online juga membuat sebagian masyarakat terpapar gaya hidup konsumtif.

Tantangan lain yang perlu menjadi perhatian adalah keterbatasan infrastruktur digital di beberapa wilayah pedalaman Papua Barat Daya. Akses internet yang tidak merata, serta literasi digital yang masih rendah, membuat sebagian warga belum bisa menikmati kemudahan e-commerce secara optimal.

Baca juga: Bupati Tambrauw Dukung Program Konservasi Berkelanjutan Bersama Tim LLF-KFW Jerman

Ini menimbulkan kesenjangan baru antara mereka yang melek teknologi dan yang belum terjangkau.

Oleh karena itu, perkembangan e-commerce di Papua Barat Daya menurutnya perlu diimbangi dengan kebijakan yang mendukung UMKM lokal, edukasi literasi digital, dan perluasan infrastruktur jaringan.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.