SORONG,sorongraya.co- Sekelompok massa yang menggelar demonstrasi, di tengah pemberlakuan PPKM Darurat, Senin siang (19/07/2021) dibubarkan oleh aparat keamanan Polres Sorong Kota. Massa yang berdemonstrasi tanpa mematuhi aturan protokol kesehatan tersebut marah lalu melempari aparat Kepolisian Resor Sorong Kota dengan batu. Kericuhan pun tak terhindarkan.
Demonstrasi yang dilakukan di halaman Mapolres Sorong Kota terkait tindakan aparat kepolisian yang diduga menahan sejumlah aktivis pada saat aksi demo penolakan terhadap Otonomi Khusus jilid 2.
Upaya preventif telah dilakukan polisi, akan tetapi massa bersikeras tidak mau membubarkan diri lantaran dinilai melanggar protokol kesehatan. Polisi terpaksa bertindak represif. Sempat terjadi adu mulut antara Wakapolres Sorong Kota, Kompol Eko Yusmiarto dengan Koordinator Lapangan Aksi.
Massa akhirnya dihalau oleh Satuan Dalmas Polres Sorong Kota, yang kemudian berujung pelemparan batu oleh demonstran. Polisi pun terpaksa menembakkan gas air mata guna membubarkan massa. Dua aktivis yang diduga sebagai koordinator aksi turut dimankan di mapolresta Sorong Kota.
Kapolres Sorong Kota AKBP Ary Nyoto Setyawan menjelaskan, tadi sudah kita imbau untuk tidak aksi namun memaksa, sengaja memang kita bubarkan dan kita amankan tadi dua oknum ke polres supaya nanti tidak berkembang. Hanya itu saja kok, kita pertimbangan karena kesehatan tidak ada pertimbangan lain.
Silahkan untuk menyampaikan aspirasi hanya karena ini memang lagi pandemi covid-19, lonjakan kasusnya luar biasa di kota Sorong,” ujarnya.
Diketahui, demonstrasi yang dilakukan puluhan orang ini sempat membuat arus lalu lintas di Jalan Ahmad Yani, tepatnya di depan polres Sorong Kota macet total. Ratusan kendaraan bermotor yang akan melintas diminta putar balik.
Tak hanya itu, sejumah toko dan bank di sekitar maspolres Sorong Kota terpaksa tutup lebih awal dan memulangkan karyawannya karena takut terjadi aksi susulan.
Usai membubarkan massa, aparat kepolisian kemudian dikerahkan melakukan penyisiran di sepanjang jalan Jenderal Ahmad Yani, dengan menggunakan mobil anti huru hara guna menghalau massa yang masih berkumpul. Setelah dipastikan tidak ada lagi kerumunan massa, polisi kemudian menormalkan kembali arus lalu lintas di jalan Jenderal Ahmad Yani hingga Basuki Rahmad. Arus lalu lintas kembali normal.