BINTUNI,sorongraya.co– Langkahnya bahan bakar minyak (BBM) di Ibu kota Kabupaten Teluk Bintuni yang sebelumnya dilansir media ini, Senin 4 Juni 2018 bahwa di Kampung Nelayan telah terjadi kelangkaan menjadi sorotan masyarakat setempat.
Dimana dalam pemberitaan sebelumnya menjelaskan bahwa, “Maraknya penimbunan BBM ilegal di Teluk Bintuni sudah tidak heran, alias menjadi rahasia umum di kalangan masyarakat, Dan menjadi surga bisnis BBM ‘kencing’ atau ilegal, Selain itu para pemain diduga kuat dibeckup oleh oknum aparat kepolisian,”
Pernyataan ini disampaikan salah satu warga Kampung Nelayan bersama beberapa warga masyarakat lainnya kepada awak media, Senin 4 Juni 2018. Setelah beredar luas pernyataan ini maka terjadi polemic di publik Teluk Bintuni.
Saat dikonfirmasi awak media di kediamannya, Kampung Nelayan, Distrik Bintuni, Jumat, 8 Juni 2018, narasumber yang sama, Muksin membantah pernyataan tersebut “saya tidak pernah menuturkan hal seperti itu, apalagi mengatakan oknum aparat”, bantah dia.
Muksin menceritakan bahwa pada senin 4 Juni 2018 ada beberapa orang yang di ‘duga’wartawan datang ke kampung nelayam untuk melakukan peliputan, dan mewawancarai dirinya terkait BBM langka.
“Ada beberapa orang yang datang (ke kampung nelayan mereka melakukan pengambilan gambar, dan wawancara, tapi mereka tidak kenalkan dari mana asalnya, dan tidak kenakan kartu pengenal”, Ujar Muksin.
Dia menurutkan keterangan sebenarnya disampaikan pada saat bahwa, “Saya hanya katakan bahwa, BBM langka, sehingga masyarakat nelayan mencari alternatif dengan berusaha mencari BBM enceran di pinggir jalan, karena agen sedang tidak memiliki stock BBM, dan saya punya saksi ketika saya diwawancarai”, ungkap Muksin
“Saya merasa sangat dirugikan, mengingat hal ini telah dipublikasikan, dan tanpa menyamarkan nama saya sebagai narasumber, kala ini saya menjadi sangat tersudut mengenai pemberitaan”, Keluh Muksin.
Sementara itu, Seorang Tokoh pemuda Kampung nelayan, berinsial D mentgatakan, “sebenarnya masyarakat kampung nelayan bukan bicara masalah Ilegal atau keterlibatan oknum aparat mereka hanya menyampaikan Solusi dan tanggapan seputar kondisi, dan sangat disayangkan apabila ada berita yang tidak sesuai, kami merasa kecewa, karena ini harus membuat kampung nelayan menjadi sorotan pada hal yang di beritakan miring”, Tegasnya. (ken)