BINTUNI,sorongraya.co- Nelayan di Kabupaten Teluk Bintuni menyebutkan ada dugaan keterlibatan oknum aparat kepolisian dalam bisnis jual beli BBM, pasalnya, kelangkaan baik BBM subsidi mapun non subsidi atau BBM industri sudah menjadi rahasia umum di Teluk Bintuni.
Kejahatan mafia BBM illegal di daerah Teluk Bintuni berlangsung sejak lama dan disinyalir merajalela dibalik bekingan oknum aparat. Mirisnya mafia minyak itu ada yang bermain secara terang-terangan di tengah laut dan mengamankan hasil curian ke darat dengan fasilitas masuk lewat pelabuhan tikus.
“Maraknya penimbunan BBM ilegal di Teluk Bintuni sudah tidak heran, alias menjadi rahasia umum di kalangan masyarakat. Dan menjadi surga bisnis BBM ‘kencing’ atau ilegal. Selain itu para pemain diduga kuat dibeckup oleh oknum aparat kepolisian,” ujar Muksin salah satu nelayan bersama para masyarakat nelayan lainnya, Senin (4/6/2018).
Menurut kesaksian para nelayan ini, kelangkaan BBM subsidi ini tak hanya menjadi lahan bisnis. Ia menyebutkan bahwa sebenarnya BBM subsidi tak langkah, namun BBM subsidi tersebut sengaja dijual dengan harga industri oleh para oknum pengusaha.
Muksin mengatakan, kondisi ini sangat memberatkan para nelayan. Sehingga tak jarang pula para masyarakat nelayan di Kampung Lama dan Kampung Nelayan Tahiti di Teluk Bintuni terpaksa memilih familiar menjadi penadah minyak kencing dari kapal perusahan.
Baik untuk dipakai sendiri dan bahkan dititipkan untuk dijual kembali ke beberapa nelayan lainnya hanya untuk mendukung pemenuhan kebutuhan BBM untuk melaut. “Aparat saja sudah bermain begitu, masa kami hanya beli untuk pakai disusahkan?? Apalagi ini semestinya bagi kami nelayan harus ada nilai beli harga subsidi. Kami pilih beli harga minyak ‘kincing’ dari pada minyak subsidi harga industri, pemainnya malah oknum aparat,” keluh para nelayan.
Dimana sesuai hasil investigasi himpunan tim jurnalis di Teluk Bintuni, berhasil mendapati lebih murah untuk harga minyak kencing hanya seharga Rp 900 ribu sampai Rp1.3 juta per drum isi 200 liter.
Sementara harga BBM bersubsidi dibeli para nelayan dengan harga industri berkisar mulai dari Rp 1,6 juta hingga Rp 1,8 juta per drum atau isi 200 liter.
“Intinya masyarakat nelayan ini semua sudah tau, harga minyak kencing itu lebih murah. Intinya ada dugaan aparat penegak hukum sudah bermain, oknum polisi itu semua orang tau,” beber para nelayan.
Selain itu, kegiatan produksi kayu tebangan, kerap dilakukan di beberapa titik di Kabupaten Teluk Bintuni dan banyak tempat (Sawmel) kayu yang diulas kemudian diangkut untuk dijualkan sebagai kayu olahan dengan modus menggunakan faktur jalan, yang disebar di dalam Kota Bintuni, bahkan dikatakan, sampai ke Kota Manokwari.
Harganya pun cukup miring sekitar Rp 4 juta-Rp 6 juta per truck/kubik tergantung jenis kayu dan ukuran yang diincar di harga pasaran.
Padahal mengingat dalam upaya memerangi penebangan kayu liar (ilegal timber) di setiap daerah adalah kewajiban dan aparat penegak hukum wajib menjadi contoh. Meski banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya kedua faktor ilegal itu, salah satunya adalah faktor ekonomi.
Terpisah, Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Andriano Ananta, SIK yang dikonfirmasi terkait tudingan adanya keterlibatan oknum anggota di jajarannya dalam hal jual beli BBM ilegal, tak menampik dan bahkan mengakui telah mengantongi nama oknum tersebut.
Hanya saja kata dia, pihaknya terus mendalami tudingan tersebut hingga mendapatkan bukti kuat. “Iya (Ada) tapi itu oknum ya, dan saya tegaskan apa lagi menyangkut institusi, saya akan segera menyikapi hal ini,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Disperindagkop dan UKM Teluk Bintuni Marthen Kawab juga mengungkapkan, bahwa ada dugaan BBM Subsidi sengaja dijual dengan harga industri ke pihak perusahaan oleh oknum-oknum tertentu.
Untuk itu, pihaknya saat ini tengah menginstruksikan kepada agen-agen atau distributor BBM subsidi untuk menyerahkan data-data jumlah kuota BBM yang disuplay oleh pertamina dan penjualan setiap bulannya.
“Karena kami menjabat masih baru di dinas ini, sehingga saya mulai menegaskan agen-agen agar menyerahkan data kuota dan hasil penjualan BBM setiap tanggal 5 bulan berjalan,” terangnya.
“Terkait ada yang sengaja bermain BBM subsidi ini sudah lama kami dengar. Dan kami akan tindak tegas jika kami temukan bukti kuat,”cetusnya.(***)