SORONG,sorongraya.co- The Antheia Project mengajak masyarakat untuk menyerukan Say No To Styrofoam (untuk meminimalisir sampah khususnya styrofoam, yaitu kondisi darurat sampah styrofoam yang perlu dicari solusinya bersama-sama.
Ruhani Nitiyudo, Co-Founder of The Antheia Project mengatakan, sampah styrofoam yang tidak dibuang merupakan masalah yang harus segera diatasi dan membutuhkan komitmen dari seluruh lapisan masyarakat termasuk Pemerintah Pusat dan Daerah.
Kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan juga diperlukan untuk mendukung gerakan dan semakin banyak orang yang terlibat untuk bersikap baik kepada alam.
“Kami tidak bisa mewujudkan cita-cita bebas dari sampah terutama styrofoam. Kami butuh bantuan semua lapisan masyarakat bahkan pemerintah sebagai pemangku kebijakan,” kata Ruhani, Kamis, 24 Nopember 2022.
Ruhani mrnambahkan, kami juga menyerukan kepada pelaku industri yang masih menjalankan business yang tidak sustainable, misalnya perusahaan Indofood CBP Sukses Makmur dimana salah satu produknya POP MIE masih menggunakan styrofoam.
” Setiap kami melakukan aksi bersih-bersih kemasan Pop Mie tidak pernah absen dari tumpukan sampah yang kami temukan,” ujar Ruhani saat The Antheia Project menggelar konferensi pers Kamis siang.
Lebih lanjut Ruhani mengatakan, laporan Bank Dunia menyebut bahwa kawasan Asia Timur dan Pasifik merupakan penyumbang limbah terbesar pada 2016. Sebanyak 23% atau 468 juta ton berasal dari kawasan tersebut. Eropa dan Asia Tengah menyusul dengan 392 juta ton yang setara dengan 20% dari total limbah pada 2016.
” Di sisi lain, berdasarkan Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di 18 kota utama Indonesia menemukan 0,27 juta ton hingga 0,59 juta ton sampah masuk ke laut selama kurun waktu 2018. Salah satu sampah yang paling banyak ditemukan adalah sampah styrofoam,” bebernya.
Sementara menurut Direktur Penanganan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK), Dr. Novrizal Tahar IPM mengatakan, styrofoam juga masalah plastik yang paling sulit diurai. Terkait dalam konteks itu pemerintah sudah melakukan banyak hal tentang pengelolaan sampah plastik.
” Dalam hal kebijakan pemerintah berupaya mengurangi jumlah sampah plastik dengan mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut. Kami memiliki target ingin mengurangi sampah plastik 75 persen tahun 2025,” ujarnya.
Novrizal mengaku, kami memerlukan dukungan dari The Antheia Project sebagai gerakan dari generasi muda untuk mendorong upaya ini.
” Harapannya, bukan hnaya sekadar kampanye skala besar, gaya hidup. Mudah-mudahan The Antheia Project bisa menjadi solusi masalah sampah. Kita harus mulai dari diri sendiri dengan melakukan hal- hal kecil dan menjadikan ini menjadi jalan hidup,” ungkapnya.
Pemerintah menyampaikan apresiasi dan kampanye yang dilakukan The Antheia Project. Semoga gerakan ini lebih militan dan menjadi solusi,” tambahnya.