SORONG,sorongraya.co-Tim Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko) Pangan bersama perwakilan kementerian/lembaga pusat akan melakukan peninjauan langsung perkembangan harga komoditas pangan strategis serta kesiapan stok menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Asisten Deputi Stabilisasi Harga Pangan Kemenko Pangan RI, Muhammad Siradj Parwito mengatakan bahwa Sorong menjadi salah satu wilayah yang dipantau karena berperan penting sebagai jalur distribusi bahan pangan di wilayah Papua Barat Daya dan sekitarnya.
“Kami datang untuk meninjau kondisi bahan pokok, terutama beras, minyak goreng, dan jagung, serta memastikan kesiapan Kota Sorong dalam menghadapi Natal dan Tahun Baru. Biasanya menjelang momen tersebut selalu terjadi kenaikan harga, maka kami ingin melihat langsung ke lapangan,” ujar Asisten Deputi Stabilisasi Harga Pangan Kemenko Pangan RI, Muhammad Siradj Parwito saat melakukan kunjungan kerja ke Kantor Dinas Ketahanan Pangan Kota Sorong, Selasa (11/11/2025).
Dalam peninjauan kali ini pihaknya akan mendatangi Pasar Sentral Remu Sorong serta sejumlah pasar tradisional dan modern di Kota Sorong dan Waisai. Langkah ini diakuinya dilakukan untuk membandingkan harga antar pasar dan mengidentifikasi komoditas yang berpotensi memicu inflasi.
“Kami akan memantau harga-harga, terutama beras agar tidak melebihi harga eceran tertinggi (HET) Rp13.500 per kilogram. Selain itu, kami juga mencermati harga telur, ayam, serta cabai merah yang biasanya menjadi penyumbang utama inflasi,” jelasnya.
Selain memantau harga, pihaknya turut meninjau cadangan pangan daerah termasuk stok beras, minyak goreng dan jagung yang dikelola oleh Dinas Ketahanan Pangan Kota Sorong.
Menurut Siradj, secara umum kondisi pangan di Sorong masih tergolong stabil dibandingkan dengan wilayah lain di Papua yang memiliki tantangan geografis yang lebih berat.
“Kami melihat di Sorong tidak terlalu bermasalah. Kendala utama di wilayah Papua memang terletak pada logistik, tetapi di sini distribusi bahan pangan dari Jawa Timur dan Makassar sudah berjalan cukup baik. Bahkan, Sorong kini menjadi hub bagi daerah lain seperti Manokwari,” tuturnya.
Pemerintah pusat, lanjutnya, terus berupaya menekan biaya logistik melalui berbagai kebijakan seperti program Tol Laut dari Kementerian Perhubungan dan subsidi transportasi pangan dari kementerian terkait. Kebijakan tersebut diharapkan pihaknya mampu menjaga kestabilan harga bahan pokok di wilayah timur Indonesia.
“Subsidi transportasi dan tol laut itu sangat membantu menekan biaya distribusi pangan. Hasil konkret dari kunjungan ini nanti akan kami laporkan kepada pimpinan dan menteri terkait untuk langkah tindak lanjut,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Siradj menegaskan pentingnya menyesuaikan kebijakan pangan nasional dengan kondisi daerah.
“Setiap daerah punya tantangan masing-masing, jadi resep kebijakan juga harus menyesuaikan. Untuk Sorong, fokus kita yakni menjaga stabilitas harga dan memastikan stok pangan aman menjelang Nataru,” pungkasnya.(***)















