SORONG, sorongraya.co,Kementerian Kebudayaan menggelar dialog kebudayaan yang digagas Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani yang menitikberatkan pada pelestarian budaya di wilayah Indonesia bagian Timur, dengan tema “Bisakah Papua Barat Daya Berdaya dengan Budaya?” khususnya di Papua Barat Daya. Berlangsung disalah satu hotel di Sorong, Pada Jumat, 10 Oktober 2025.
Dalam sambutannya, melalui Dalam Jaringan (Daring ), Lalu Hadrian Irfani menekankan pentingnya pelestarian budaya Indonesia sebagai jati diri bangsa, terutama di Papua Barat Daya yang kaya akan seni, adat istiadat, dan kekhasan budaya unik. Ia menyampaikan rasa syukur meskipun hadir secara virtual dan mengapresiasi kerja sama antara Kementerian Kebudayaan yang baru dibentuk oleh Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bersama Komisi X DPR RI periode 2024-2029.
“Pada periode pemerintahan ini, Kementerian Kebudayaan dibentuk sebagai entitas tersendiri yang sebelumnya merupakan direktorat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tujuannya adalah menjaga, melestarikan, dan menjamin agar kebudayaan Indonesia diakui di dunia internasional,” ujar Irfani.
Menurutnya, Papua Barat Daya menjadi salah satu provinsi yang memiliki budaya kaya yang mendukung semangat Bhinneka Tunggal Ika, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dari Sabang sampai Merauke. Ia juga menegaskan bahwa Kementerian Kebudayaan hadir untuk melindungi nilai-nilai luhur budaya yang kini menghadapi berbagai ancaman klaim dari negara lain serta risiko kepunahan budaya.
“Acara ini bertujuan menggugah dan mengingatkan kembali pentingnya nilai-nilai luhur bangsa dalam budaya dan adat istiadat yang menjadi identitas dan karakter bangsa kita,” jelasnya.
Selain itu, Irfani menjelaskan bahwa Komisi X DPR RI aktif mengawal penulisan ulang sejarah dan pencatatan budaya di seluruh Indonesia, termasuk di Papua Barat Daya, agar semua sejarah dan budaya tercatat resmi di lembaran negara. Langkah ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi persatuan bangsa.
“Dengan kebudayaan yang kita miliki, kita bisa bersatu dan bersama-sama mengangkat harkat dan martabat bangsa. Saya yakin Papua Barat Daya dapat menjadi provinsi terdepan di Nusantara dan memperkokoh persatuan bangsa melalui kekayaan budayanya,” tutup Irfani.
Sementara itu, Penanggung jawab Kegiatan Dialog Budaya, Husin Mahu menekankan Dalam konteks kecanggihan modern, teknologi telah memberi penanda besar bagi kehidupan manusia, Telapi di lain sisi ia juga telah menciptakan kondisi yang mengkhawatirkan bagi. kehidupan. Pasalnya, globalisasi dengan segala temuan teknologinya dapat melahirkan efek samping yakni Masuknya budaya asing melalui sosial media yang membuat para masyarakat lebih tertarik mengikuti trend dunia, karma hal tersebut terjadinya penurunan minat diantara masyarakat dalam turut andil merawat kearifan lokal.
“Kami menyelenggarakan kegiatan inl dengan maksud dan tujuan Meniadi wadah diskusl dan pertukaran pemikiran mengenal tantangan dan peluang dalam Pelestrian Budaya, Mendorong kolaboras/ antara Akademis, Budayawan, dan Pelaku Ekonomi Keatif dalam Pengembangan Budaya dan meningkatkan kesadaran kepada masyarakat papua barat daya akan pentingnya merawat dan meriaga kelestarian budaya,”tutupnya.