Scroll untuk baca artikel
MetroPendidikan & KesehatanTanah Papua

Tenaga Analis Ikut Pelatihan Tingkatkan Kapasitas Crosschecker Malaria

×

Tenaga Analis Ikut Pelatihan Tingkatkan Kapasitas Crosschecker Malaria

Sebarkan artikel ini

SORONG, sorongraya.co-Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana menggelar Pelatihan Tenaga Analis Cross-Checker Tingkat Provinsi Papua Barat Daya Tahun 2025, yang berlangsung di salah satu hotel di Kota Sorong, Senin, 11 Agustus 2025.

Penanggung Jawab Program Malaria Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya, Cristofel Untayana, mengatakan, tujuan program penanggulangan malaria di Indonesia adalah mencapai eliminasi malaria secara bertahap hingga tahun 2030, mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, regional, hingga nasional.

Ia menyebut, capaian eliminasi tingkat kabupaten/kota pada 2022 telah mencapai 372 daerah. Sementara itu, Annual Parasite Incidence (API) di Papua Barat Daya relatif stabil pada 2018–2022, yakni di kisaran 2%–4,57 persen. Namun, angka ini meningkat menjadi 12,2 persen pada 2023, dan berdasarkan data Sismal, akhir 2024 menunjukkan angka API sebesar 8,10 persen.

“Malaria merupakan penyakit yang bisa menyebabkan kematian bila tidak ditangani dengan baik. Kasus kematian terus menurun, tetapi pada 2022 masih tercatat 81 kasus dari 21 provinsi,” ujarnya.

Cristofel menjelaskan, salah satu kebijakan penting program pengendalian malaria adalah memastikan semua penderita malaria yang ditemukan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) mendapat diagnosis laboratorium, baik melalui mikroskop maupun Rapid Diagnostic Test (RDT).

Langkah ini dilakukan untuk menghindari pengobatan tanpa konfirmasi laboratorium yang berisiko menimbulkan resistensi obat.

Pada 2023, presentasi suspek malaria yang dikonfirmasi laboratorium mencapai 98,23%, dengan 83.625 pemeriksaan dari 85.134 suspek. Positivity rate (PR) tercatat 9,17%. Menurutnya, kualitas diagnosis sangat bergantung pada kompetensi petugas laboratorium di semua jenjang fasyankes.

“Di sinilah peran cross-checker sangat penting. Mereka bertugas melakukan uji silang untuk memastikan diagnosis benar-benar akurat. Pelatihan ini bertujuan memperkuat kapasitas tenaga analis, sehingga kualitas pemeriksaan mikroskopis malaria dapat terus meningkat,” jelasnya.

Pelatihan ini diikuti tiga tenaga analis dari setiap kabupaten/kota di Papua Barat Daya, dengan narasumber bersertifikat tingkat expert cross-checker yang telah berpengalaman luas di bidang pemeriksaan malaria.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.