SORONG, sorongraya.co– Kepala Lapas Kelas IIB Sorong, Sukarna Trisna Atmaja, mengungkapkan sejumlah tantangan yang kini menjadi pekerjaan rumah utama sejak dirinya menjabat dua bulan terakhir.
Dua hal yang menjadi sorotan adalah kondisi overkapasitas penghuni dan persoalan pelarian narapidana yang kerap terjadi sebelumnya.
“Saya baru dua bulan menjabat, dan banyak permasalahan yang harus segera dievaluasi dan diselesaikan. Fokus utama saya adalah perbaikan sistem pengamanan dan membangun komunikasi dua arah dengan warga binaan,” ungkap Sukarna kepada awak media, Jumat (19/07/2025).
Saat ini, jumlah penghuni Lapas Sorong mencapai 532 orang. Padahal, kapasitas idealnya hanya mampu menampung 214 orang. Bahkan dalam satu ruangan bisa diisi hingga 30 narapidana, jauh di atas standar maksimal 10 orang per kamar.
“Ini sudah jelas overkapasitas. Kondisi seperti ini bisa menimbulkan berbagai risiko, mulai dari ketegangan antarnapi hingga rawan pelarian,” kata Sukarna.
Terkait isu pelarian, Kalapas mengakui bahwa Lapas Sorong sempat beberapa kali mengalami kejadian napi kabur. Dalam kurun waktu tertentu, sempat terjadi pelarian berturut-turut mulai dari satu orang, hingga tujuh orang.
“Ini yang menjadi keluhan Forkopimda dan masyarakat. Lapas itu objek vital, jika sering ada pelarian, masyarakat bisa resah,” tegasnya.
Sebagai langkah penguatan pengamanan, pihak Lapas kini bekerja sama dengan jajaran Polda Papua Barat Daya, termasuk personel dari Brimob dan Satuan Sabhara Polresta Sorong Kota. Ia berharap, kolaborasi ini dapat memastikan Lapas Sorong tetap aman dan terkendali ke depannya.
“Dari tujuh napi yang sempat kabur, dua sudah berhasil kami tangkap kembali. Sisanya menjadi PR besar yang sedang kami kejar,” tutup Sukarna.