SORONG, sorongraya.co – Komisi Pemilihan Umum Papua Barat Daya menggelar Rapat Kordinasi guna membahas debat Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat Daya tahap II, bersama para tim sukses masing-masing pasangan calon.
Rapat yang digelar di Vega Hotel pada hari Rabu, 30 Oktober 2024 ini juga dihadiri Bawaslu Papua Barat Daya.
Rapat ini membahas berbagai aspek teknis terkait pelaksanaan debat, mulai dari format debat, topik yang akan diangkat, hingga tata tertib pelaksanaan.
Diskusi berjalan konstruktif dengan masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan turut memberikan ide-ide segar tentang bagaimana debat dapat dioptimalkan, untuk menciptakan suasana yang kondusif dan bermakna bagi para pemilih.
Fatmawati Annas, selaku Anggota KPU Provinsi PBD, menekankan pentingnya debat publik sebagai salah satu sarana edukasi politik bagi masyarakat. Semua masyarakat Papua Barat Daya dapat menyaksikan secara langsung ataupun menonton melalui saluran TV swasta.
Menurutnya, debat antar pasangan calon tidak hanya sekadar ajang adu visi dan misi, tetapi juga merupakan wadah bagi masyarakat untuk memahami lebih dalam program-program kerja yang diusung oleh masing-masing pasangan calon.
“Disini mereka bisa melihat kualitas dan kapasitas para calon pemimpin mereka, dan berharap bahwa paslon wakil gubernur provinsi Papua Barat Daya melalui tim pemenangan yang berkomunikasi dengan KPU, dapat mematuhi semua ketentuan peraturan, terutama terkait debat dan membantu KPU dalam mengamankan menertibkan jalannya proses debat ini,” ujarnya.
Mantan ketua HMI Cabang Sorong ini juga menyoroti pentingnya netralitas dan transparansi dalam penyelenggaraan debat. Debat harus diatur secara adil dan seimbang agar masyarakat dapat menilai para calon secara objektif serta menjadi kesempatan bagi setiap calon untuk membuktikan integritas dan kapabilitas mereka dalam memimpin Provinsi PBD.
Tema yang menjadi materi debat nanti meliputi Tata Kelola Pemerintahan Dengan Baik. Tim penyelenggara juga sepakat untuk melibatkan lebih banyak unsur masyarakat dalam proses debat.
Sementara panelis pada debat kedua ini berbeda dari panelis sebelumnya, karena dapat meningkatkan partisipasi publik dan memberikan edukasi politik yang lebih luas.
