SORONG,sorongrya.co- Di sela-sela pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Karantina Ikan Pengendlian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Tahun 2023 di Hotel Aston Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Senin, 13 Februari 2023, Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Dr. Pamuji Lestari menegaskan akan melakukan evaluasi kegiatan baik di pusat maupun daerah di 47 Unit Pelaksana Teknis (UPT).
Selain itu, koordinasi, sinkronisasi, integrasi dan sinergi, Kepala Pusat dengan para Kepala UPT di 47 lokasi perlu dilanjutkan.
” Kami ingin kelembagaan baru yang saat ini sudah dalam proses di pusat bisa berjalan baik secara strategi program dan kegiatan serta kelembagaan termasuk Sumber Daya Manusia (SDM) juga aset-aset yang ada,” kata Pamuji Lestari Senin sore.
Pamuji Lestari menambahkan, ada lima program prioritas berbasis ekonomi biru untuk sektor peralatan perikanan, salah satunya mendorong kawasan konservasi paling tidak tahun 2045 mencapai 30 persen.
” Kebijakan Menteri Sultan dan Perikanan mendorong agar penangkapan ikan dilakukan secara terukur di berbagai zona dan kuota serta penting bagi kita pada saat nanti ditetapkan zona kuota. Artinya, betul-betul tergantung pada sumber daya atau potensi ikan di lokasi,” ujarnya.
Pamuji mengaku, banyaknya sampah yang menunpuk di laut wilayah Indonesia turut memengaruhi kualitas pengendali mutu.
” Ikannya harus berkualitas baik dan terbebas dari sampah. Kalau nanti mikroplastik sudah tidak ada diteliti, sudah tidak kontaminasinya, ikan sehat untuk dimakan konsumsi kita semuanya,” tutupnya.
Sementara, Kepala Pusat Pengendalian Mutu, Widodo Sumiyanto mengatakan, 171 negara yang sudah dikomunikasikan termasuk China dan Amerika serta produk dominan tinggi ke Amerika.
” Khusus udang, presentasenya sekitar 34 persen untuk China, Amerika sekitar 27 persen, Eropa merosot sekitar 5 persen dan Taiwan 3 persen,” ujarnya.
Widodo mengaku, pergeseran peningkatan yang tadinya Amerika berada di posisi nomor satu, sekarang cenderung ke China.