SORONG, sorongraya.co- Perkembangan teknologi mekanisasi pertanian dewasa ini perlu diimbangi dengan pengetahuan dan kemampuan pengoperasian mesin-mesin pertanian dan bijak dalam penggunaan peralatan tersebut serta memahami masalah yang dihadapi selama penggunaan alat.
Menurut dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Unamin Sorong, Ajang Maruapey, selain ilmu yang di dapat di bangku kuliah, mahasiswa perlu juga diajak praktik lapangan sehingga memahami betul apa yang terjadi di lapangan.
Lebih lanjut menurut Ajang, praktik lapangan pengolahan tanah merupakan kegiatan berkelanjutan yang di lakukan di lahan petani sayur mayur milik bapak Supaidi ini yang melibatkan 15 orang mahasiswa sebagai bagian dari pengabdian pada masyarakat.
Lahan yang diolah kurang lebih seluas 250 meter persegi dengan menggunakan mesin traktor mini (Kultivator) tipe rotari dengan inplementasi bajak untuk ditanami berbagai jenis komoditas hortikultura jenis sayur-sayuran.
” Praktik pengolahan tanah kami lakukan pada pukul 08.30 hingga 11.00 WIT,” ujar Ajang di Sorong beberapa waktu lalu.
Ajang menambahkan, selain teori yang diperoleh di kelas tentunya harus ditindaklanjuti dengan praktik di lapangan sehingga nantinya mahasiswa termotivasi menekuni bidang pertanian sebagai petani milenial dan profesional.
Karena itu, seorang petani yang bekerja keras dengan tulus untuk menghidupkan semua orang itu adalah ibadah,” ungkapnya.
Guna memberi semangat anak fisiknya, Ajang pun mengutip apa yang dikatakan Paul Chatfield bahwa pertanian adalah profesi mulia dan menyehatkan diantara segala aktivitas karena ia mengubah tanah dan bahkan kotoran menjadi emas serta hadiah tambahan berupa kesehatan dan kenikmatan.
” Ini sudah menjadi kewajiban dosen untuk melibatkan serta mengajak mahasiswa untuk tetap membagi pengetahuan dan pengalaman,” kata Ajang.
Pada kesempatan yang sama, selain melakukan praktik pengolahan tanah, mahasiswa yang terlibat turut serta membantu petani memanen sayur sawi, bayam dan kangkung.
” Apa yang di lakukan mahasiswa ini sangat berarti bagi pasangan petani Supiadi dan Ratima,” kata Ajang.
Supiadi berharap, mahasiswa lebih sering mampir di ladangnya untuk membantu kami menjadi tukang kebun yang setia dan mencintai pekerjan ini.