MANOKWARI,sorongraya.co – Dari delapan ribu pemuda Klasis GKI Manokwari, disebut hanya sekitar 500 orang yang aktif ibadah.
Pernyataan ini disampaikan Ishak Kijne Mansawan Kordinator PAM GKI Klasis Manokwari. Dikatakan bahwa pemuda klasis GKI Manokwari berjumlah delapan ribu orang se-klasis Manokwari.
Namun yang terlibat dalam setiap ibadah maupun kegiatan lainnya di tingkat klasis Manokwari tidak sampai setengah maupun seper empat. Kata dia,
“Yang hadir mengikuti ibadah dan kegiatan lainnya hanya lima ratusan orang. Hal ini yang mendorong kita meramung berbagai program atau kegiatan untuk mengumpulkan mereka supaya mereka tidak jauh dari pelayanan,” ungkap Mansawan di sela-sela rapat kerja II GKI se-klasis Manokwari, di gedung gereja Solavide Arfai II klasis Manokwari, Jumat (20/09).
Kijne juga menuturkan raker kali ini pihaknya ingin menggali pendapat dan gagasan seluruh badan pelayan PAM se-Klasis Manokwari dalam pelayanan. Yaitu dalam hal ini program, konsep, atau ide dengan hikmat yang bisa disatukan untuk menopang pelayanan kusus GKI Klasis Manokwari.
Sambungnya, Pada prinsipnya ide, gagasan dan pikiran dalam bentuk program kerja akan diusulkan pada raker klasis dan tingkat sinode GKI di tanah Papua, sehingga hal hal yang menjadi pikiran dan konsep, bisa terakomodir dalam pelayanan yang juga merujuk pada program utama GKI di tanah Papua dan pokok-pokok program pelayanan gereja (P4G) sehingga selaras.
Tujuan raker ini lanjutnya, untuk mengevaluasi program kerja pada raker pertama yang telah ditetapkan sehingga mampu saling bersinergi dalam membuat program, kegiatan yang dapat menjawab pergumulan dari tiap badan pelayan PAM.
Pasalnya, karena setiap badan pelayan PAM di tingkat jemaat mempunyai pergumulan sendiri, namun secara kompleks adalah pergumulan bersama GKI di tanah Papua. Dimana agar seluruh pemuda GKI bisa diselamatkan dan ada dalam program pelayanan serta misi dari GKI di tanah Papua yaitu menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah bisa terwujud.
Mansawan menambahkan, hasil raker ini juga akan dibawa pada temu raya PAM GKI di tanah Papua, dimana seluruh kepengurusan kelompok kerja pemuda (KKP) di tanah Papua atau kordinator kordinator PAM GKI se tanah Papua yang terdiri dari lima puluh lima kordinator PAM yang akan berkumpul pada 27-31 oktober 2019 mendatang di klasis Merauke.
Raker ini berlansung selama satu hari dengan peserta badan pelayan PAM tingkat jemaat se-klasis Manokwari dari 46 badan pelayan PAM dan setiap badan pelayan mengutus lima orang peserta sehingga ditargetkan peserta raker II se-klasis Manokwari ini berjumlah 230 orang.Kemudian ditambah pengurus kelompok kerja pemuda KKP klasis Manokwari.
Senada, Ketua GKI Klasis Manokwari Pdt. Johanes Mamoribo menuturkan, raker merupakan wahana, agenda, tempat dimana seluruh pimpinan pemuda di tingkat jemaat datang saling berbagi pergumulan, menjadi tantangan bagi mereka yang ada di tingkat jemaat masing-masing tetapi apa juga yang menjadi harapan mereka kedepan dalam pekerjaan dan pelayanan mereka, semua masalah, semua pergumulan akan di jadikan satu sebagai pergumulan bersama di klasis GKI Manokwari untuk kemudian di carikan solusi jalan keluarnya kedepan.
“Apa yang dibuat di raker II ini kami lihat dan menilai mempunyai potensi dalam mempersiapkan generasi muda, mempersiapkan pemuda di Klasis Manokwari dalam menata kehidupan, pekerjaan dan pelayanan gereja, pemuda dalam gereja selalu di sebut sebagai tulang punggung gereja ini di harapkan bisa memberikan inovasi baru, memberikan suasana baru, menciptakan hal hal baru dalam gereja ini,” ucapnya.
Dan dalam raker ini terangnya, dipercaya ada hal baru yang bisa dihasilkan dengan berharap perubahan di klasis bisa dirasakan terutama bagi di Manokwari yang sudah dijuluki sebagai kota injil.
Raker ini selain mereka mengevaluasi program tetapi juga bisa menetapkan program kerja baru menghadapi tantangan kedepan pemuda GKI kususnya atau masyarakat Papua pada umumnya. Dan kedepan begitu banyak hal, begitu banyak persoalan dalam hidup dan kehidupan, baik sebagai gereja maupun sebagai pelayanan dan sebagai bangsa serta negara.
“Oleh karena itu pemuda dituntut harus berbuat lebih, dalam menata layanan pelayanan dalam gereja ini,” cetus Mamoribo.
“Terutama kami mengucap syukur pada Tuhan untuk berada di suatu agenda penting, kami memberi apresiasi bagi pemuda tingkat klasis, hal Ini merupakan tonggak sejarah karena hal ini langkah, jarang di buat sehingga perlu dicatat dalam agenda klasis Manokwari karena tentu ada hal baru yang di hasilkan lewat raker ini melalui kelompok kerja pemuda,” Pungkas Johanes Mamoribo. [clemens/krs]